Roma (ANTARA) - Dalam sebuah pembicaraan via telepon, Perdana Menteri (PM) Italia Giorgia Meloni menyatakan kepada PM Israel Benjamin Netanyahu bahwa penyerangan terhadap Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon (UNIFIL) oleh militer Israel adalah hal yang "tidak dapat diterima," kata kantor Meloni pada Minggu (13/10).

Panggilan telepon tersebut dilakukan setelah Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) menembaki sejumlah pos UNIFIL beberapa kali dalam empat hari terakhir.

Dalam pembicaraan via telepon tersebut, Meloni menekankan kepada Netanyahu bahwa memastikan keselamatan pasukan penjaga perdamaian yang ditempatkan di Lebanon selatan merupakan hal yang mutlak.

Sejak 23 September, Israel telah meningkatkan pertempuran melawan Hizbullah di Lebanon, melancarkan serangan udara di seluruh negara itu, dan akhir-akhir ini pasukan IDF memasuki Lebanon selatan.
Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menghadiri konferensi pers di Villa Doria Pamphili di Roma, Italia, pada 16 September 2024. ANTARA/Xinhua/Alberto Lingria

Dalam pembicaraan via telepon tersebut, Meloni menegaskan kepada Netanyahu bahwa memastikan keselamatan pasukan penjaga perdamaian yang dikerahkan di Lebanon selatan adalah hal yang mutlak

"Meloni menegaskan kembali bahwa serangan terhadap UNIFIL oleh militer Israel adalah hal yang tidak dapat diterima, mengingat misi tersebut bekerja berdasarkan mandat Dewan Keamanan PBB untuk membantu stabilitas regional," demikian pernyataan kantornya.

"Pekan lalu, pasukan Israel berada beberapa meter dari pangkalan UNIFIL asal Irlandia, dan pos-pos Italia 1-31 dan 1-32A, dekat dengan Garis Biru, juga diserang IDF," kata juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti kepada media Italia dalam sebuah wawancara.

Italia merupakan salah satu dari 48 negara yang saat ini mengerahkan pasukan untuk UNIFIL. Pasukan penjaga perdamaian PBB itu beroperasi dengan sekitar 10.000 personel di sepanjang Garis Biru yang memisahkan antara Israel dan Lebanon.