Purwakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, membuka layanan baru khusus penyakit mata berupa operasi katarak dengan metode tindakan tanpa sayatan.

"Layanan operasi katarak yang baru diluncurkan pada Sabtu (10/12) ini menggunakan teknologi phacoemulsifikasi," kata Direktur Utama RSUD Bayu Asih dr Tri Muhammad Hani, di Purwakarta, Minggu.

Ia menyampaikan bahwa layanan operasi katarak di RSUD Bayu Asih sebenarnya sudah ada sejak lama, tetapi dulu masih memakai metode konvensional atau dengan tindakan sayat. Kali ini tindakan yang dilakukan melalui teknologi phacoemulsifikasi.

Baca juga: RSUD Tamansari buka skrining gratis untuk katarak dan glaukoma

"Phacoemulsifikasi ini merupakan teknik operasi katarak modern dengan cara melunakkan dan mengeluarkan lensa katarak untuk kemudian diganti dengan lensa buatan," katanya.

Menurut dia, dengan metode modern ini tindakan operasi terhadap pasien katarak tidak perlu waktu lama. Kurang dari satu jam bisa selesai penanganannya. Selain itu, proses pemulihannya pun hanya dua pekan.

"Pasien cukup berbaring. Kurang lebih setengah jam lensa kataraknya bisa terangkat. Proses pemulihan kurang lebih dua pekan. Pasien cukup kontrol saja sepekan sekali yang dilayani oleh dokter mata yang saat ini terdapat dua dokter spesialis mata," katanya.

Baca juga: RS Premier Jatinegara buka layanan untuk perawatan mata komprehensif

Ia berharap dengan adanya layanan baru ini pelayanan kesehatan di RSUD Bayu Asih bisa lebih maksimal.

Hani mengatakan, operasi katarak di RSUD Bayu Asih tidak hanya berlaku bagi pasien umum, tetapi juga melayani para pasien BPJS Kesehatan.

"Untuk pasien BPJS Kesehatan, operasi katarak ini tidak dipungut biaya, karena dijamin oleh BPJS Kesehatan. Kalau melalui jalur pasien umum, biayanya rata-rata sekitar Rp4-5 juta," kata dia.

Baca juga: RS Bhayangkara Kendari gelar operasi katarak gratis bagi warga

Dikutip dari website resmi Kemenkes, katarak adalah proses degeneratif berupa kekeruhan di lensa bola mata sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan penglihatan sampai kebutaan. Kekeruhan ini disebabkan oleh terjadinya reaksi biokimia yang menyebabkan koagulasi protein lensa.