Surabaya (ANTARA) - Kepala Eksekutif Pengawas Pelaku Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi menyatakan, gelaran Jatim Inclusion Festival (JiFest) 2024 dapat memberikan dampak ekonomi bahkan meningkatkan literasi, edukasi dan inklusi keuangan.


"Kalau kami melihat angkanya ini semakin membaik, literasi yang tadinya sekitar 55 persen sudah menjadi 65 persen. Inklusi juga harapan kami sesuai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RJPMN) nanti tahun 2045, 98 persen masyarakat Indonesia sudah ter-inklusi," ucap Friderica di sela kegiatan penutupan Jatim Inclusion Festival (JiFest) 2024 di salah satu mall di Surabaya, Minggu.

Selain itu, kata dia, kegiatan yang dapat meningkatkan literasi, edukasi inklusi merupakan hal wajib yang harus dilakukan oleh jasa keuangan berdasarkan undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).

"Literasi dan edukasi inklusi itu masuk di pasal di UU P2SK, bahwa itu kewajiban semua pihak untuk melakukan literasi edukasi dan inklusi, seperti yang telah dilakukan OJK, FKIJK beserta pihak terkait lainnya," katanya.

Friderica menambahkan, kegiatan seperti JiFest 2024 tersebut harus dilakukan secara bersama-sama tidak bisa hanya beberapa pihak yang bergerak.

"Jadi memang harus dilakukan secara bersama-sama termasuk jasa keuangan, pemerintah daerah bahkan awak media yang secara tidak langsung memberikan informasi kepada masyarakat," ucapnya.

Selain itu, lanjutnya, dengan melibatkan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam setiap peserta JiFest maka juga menggerakkan roda perekonomian di kota tersebut.

"Tahun ini ada 20 stan dan digelar di Surabaya, kalau berikutnya di selenggarakan di kota-kota lain dan secara rutin akan dapat memutar roda perekonomian daerah, harapannya begitu," tuturnya.

Tak hanya itu, pihaknya berharap dengan gelaran JiFest bagi kalangan muda terutama pelajar bisa belajar bagaimana mengelola perekonomian sejak dini dengan memiliki rekening sendiri.

"Harapan kami dalam satu tahun ini 90 persen pelajar Indonesia sudah mempunyai rekening. Saat ini total mungkin sekitar 85 persen pelajar, angkanya itu jumlah tabungan murid pelajar sekitar 53 triliun rupiah, sudah lumayan. Harapannya akan terus meningkat," ujarnya.