Mentan siapkan Gowa mengawali capaian swasembada beras
13 Oktober 2024 16:32 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan penanaman padi di wilayah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel). ANTARA/HO-Humas Kementan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menargetkan Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), mampu mengawali capaian swasembada pangan komoditas beras pada tiga tahun ke depan.
"Kami keliling Indonesia selama 11 bulan untuk memastikan pangan kita aman. Dan saya melihat dari Kabupaten Gowa paling lambat tiga tahun ke depan kita bisa swasembada, bahkan akan mendukung menjadi lumbung pangan dunia," kata Mentan dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Bahkan lebih dari itu, menurut Mentan, Gowa memiliki luasan lahan yang sangat besar serta sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, seperti banyaknya generasi muda yang mau bertani dengan teknologi dan mekanisasi.
"Gowa adalah kabupaten subur yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan produktivitas," ujarnya.
Sebagai langkah nyata, kata Mentan, pemerintah telah menyiapkan program cetak sawah dan juga klaster pertanian modern yang didukung dengan penyediaan benih unggul, pupuk, alsintan seperti traktor, combain harvester, drone, mesin pencacah hingga alat produksi lain yang sudah menggunakan digitalisasi.
"Langkah-langkahnya sudah jelas, di mana kita akan transformasi pertanian tradisional ke pertanian modern kita memulai dengan intensifikasi lalu mengerjakan ekstensifikasi dengan membangun cetak sawah," ujarnya pula.
Mentan menargetkan upaya ini mampu menarik 50 ribu anak muda Indonesia untuk terjun langsung ke sektor pertanian. Pasalnya hal itu bakal membuat petani muda berpotensi untuk mendapatkan penghasilan bulanan sekitar Rp10 juta per bulan.
Dengan begitu, Mentan optimis revolusi pertanian bisa dilakukan secara cepat di seluruh daerah.
"Yang terpenting adalah dalam pertanian modern ini keterlibatan generasi muda yang jumlahnya banyak. minimal pendapatan mereka Rp10 juta per orang, dan targetnya adalah 50 ribu pemuda turun ke sawah," katanya lagi.
Dia menyebutkan, pemerintah telah membuat klaster pertanian modern serta program cetak sawah 2025 di sejumlah tempat. Di antaranya di Provinsi Kalimantan Tengah, Selatan, Timur, Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi dan Merauke Papua Selatan.
"Semua akan kita gerakkan agar pertanian Indonesia semakin berkembang pesat menuju lumbung pangan dunia," kata Mentan.
Kementan mencatat, realisasi Perluasan Areal Tanam (PAT) di Sulsel telah mencapai 97,53 persen dengan luasan 106.710 hektare dari total target 109.412 hektare.
Sementara untuk Kabupaten Gowa yang merupakan kawasan penopang pangan di bagian selatan Sulsel capaian LTT sudah lebih dari 100 persen, yaitu 71.230 hektare dari target 70.087 hektare.
Baca juga: Indef sebut ekstensifikasi lahan wajib demi mencapai swasembada pangan
Baca juga: Mentan target swasembada pangan dalam tiga tahun lewat petani muda
"Kami keliling Indonesia selama 11 bulan untuk memastikan pangan kita aman. Dan saya melihat dari Kabupaten Gowa paling lambat tiga tahun ke depan kita bisa swasembada, bahkan akan mendukung menjadi lumbung pangan dunia," kata Mentan dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Bahkan lebih dari itu, menurut Mentan, Gowa memiliki luasan lahan yang sangat besar serta sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, seperti banyaknya generasi muda yang mau bertani dengan teknologi dan mekanisasi.
"Gowa adalah kabupaten subur yang memiliki potensi besar dalam meningkatkan produktivitas," ujarnya.
Sebagai langkah nyata, kata Mentan, pemerintah telah menyiapkan program cetak sawah dan juga klaster pertanian modern yang didukung dengan penyediaan benih unggul, pupuk, alsintan seperti traktor, combain harvester, drone, mesin pencacah hingga alat produksi lain yang sudah menggunakan digitalisasi.
"Langkah-langkahnya sudah jelas, di mana kita akan transformasi pertanian tradisional ke pertanian modern kita memulai dengan intensifikasi lalu mengerjakan ekstensifikasi dengan membangun cetak sawah," ujarnya pula.
Mentan menargetkan upaya ini mampu menarik 50 ribu anak muda Indonesia untuk terjun langsung ke sektor pertanian. Pasalnya hal itu bakal membuat petani muda berpotensi untuk mendapatkan penghasilan bulanan sekitar Rp10 juta per bulan.
Dengan begitu, Mentan optimis revolusi pertanian bisa dilakukan secara cepat di seluruh daerah.
"Yang terpenting adalah dalam pertanian modern ini keterlibatan generasi muda yang jumlahnya banyak. minimal pendapatan mereka Rp10 juta per orang, dan targetnya adalah 50 ribu pemuda turun ke sawah," katanya lagi.
Dia menyebutkan, pemerintah telah membuat klaster pertanian modern serta program cetak sawah 2025 di sejumlah tempat. Di antaranya di Provinsi Kalimantan Tengah, Selatan, Timur, Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi dan Merauke Papua Selatan.
"Semua akan kita gerakkan agar pertanian Indonesia semakin berkembang pesat menuju lumbung pangan dunia," kata Mentan.
Kementan mencatat, realisasi Perluasan Areal Tanam (PAT) di Sulsel telah mencapai 97,53 persen dengan luasan 106.710 hektare dari total target 109.412 hektare.
Sementara untuk Kabupaten Gowa yang merupakan kawasan penopang pangan di bagian selatan Sulsel capaian LTT sudah lebih dari 100 persen, yaitu 71.230 hektare dari target 70.087 hektare.
Baca juga: Indef sebut ekstensifikasi lahan wajib demi mencapai swasembada pangan
Baca juga: Mentan target swasembada pangan dalam tiga tahun lewat petani muda
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: