Banda Aceh (ANTARA) - Dua mahasiswa asal Aceh yang menempuh pendidikan di Lebanon tiba di kampung halaman provinsi berjulukan Tanah Rencong itu usai dievakuasi oleh pemerintah Indonesia dari Lebanon yang tengah berkonflik dengan Israel.

Sub Koordinator Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Dinas Sosial Aceh Fajri Mursyidan, Minggu, mengatakan pemulangan mereka dari Jakarta ke Aceh difasilitasi oleh Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial.

"Saat ini sudah tiga mahasiswa yang difasilitasi pemulangan ke kampung halaman masing-masing. Kita sudah memulangkan (Rabu, 9/10) kemarin satu orang mahasiswa asal Aceh Tenggara, dan hari ini tiba dua orang lagi dari Bener Meriah dan Aceh Barat Daya," katanya di Aceh Besar.

Para mahasiswa ini sebelumnya berhasil dievakuasi oleh pemerintah Indonesia dari Lebanon, bersama dengan warga negara Indonesia (WNI) lainnya di tengah gempuran serangan Yahudi Israel ke Lebanon.

Ketiga mahasiswa Aceh itu yakni Muhammad Alhafidz Luthfi asal Aceh Tenggara yang tiba di pada Rabu lalu, serta Zainal Abidin asal Bener Meriah dan Wahyu Hidayatullah asal Aceh Barat Daya yang tiba pada hari ini melalui Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar.

"Untuk sementara kami belum ada informasi pada kami apakah masih ada mahasiswa kita di sana. Kalau memang masih ada pemulangan lagi, kita siap fasilitasi," ujarnya.

Sementara itu, mahasiswa di Lebanon asal Aceh Zainal Abidin menyebut saat ini kondisi di Lebanon sudah tidak aman. Tentara Yahudi setiap hari menyerang daerah Lebanon, bukan hanya wilayah perbatasan tetapi juga makin meluas ke wilayah kota seperti Dahieh yang berdekatan dengan Beirut.

"Dan sekarang (serangan,red) sudah meluas dan menyebar ke daerah-daerah lainnya," kata mahasiswa Global University itu.

Oleh karenanya, lanjut Zainal, pemerintah Indonesia mengimbau kepada seluruh WNI di Lebanon untuk segera pulang ke Tanah Air, dan kembali ke Lebanon setelah benar-benar aman dan kondusif untuk melanjutkan pendidikan atau bekerja.

"Alhamdulillah saya senang (bisa pulang, red). Karena ini juga bisa menenangkan keluarga, guru-guru dan teman-teman. Nanti kalau kondisi sudah aman kita akan balik lagi untuk melanjutkan pendidikan," ujarnya.