Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendapat dukungan dari Pemerintah Denmark dalam upaya penyelamatan pangan di Indonesia, terutama masalah pengurangan susut dan sisa pangan (SSP).

"Dukungan dan masukan dari Pemerintah Denmark sangat penting bagi kami untuk mengembangkan dan melaksanakan rencana aksi yang komprehensif dalam mengurangi SSP," kata Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bapanas Nita Yulianis dalam keterangan di Jakarta, Minggu.

Dia menyampaikan, Pemerintah Denmark melalui Food and Feed Safety Division Danish Veterinary and Food Administration (DVFA) berkomitmen untuk memperkuat upaya pengurangan susut dan sisa pangan melalui penguatan Strategic Sector Cooperation (SSC) on Food Loss and Waste (FLW) di Indonesia.

"Kami sudah menghadiri kunjungan delegasi DVFA dalam rangka Strategic Sector Cooperation on Food Loss and Waste di Jakarta," ujarnya.

Dia menuturkan bahwa pihaknya telah menggelar diskusi yang dilakukan selama dua hari pada 10-11 Oktober 2024. Baginya, dukungan internasional akan memperkuat aksi dan upaya Indonesia dalam mengurangi SSP dalam mendukung ekonomi sirkuler.

"Terlebih dukungan dan masukan DVFA kaitannya dengan pendataan SSP dan penerapan insentif penyelamatan SSP di Indonesia," ucap Nita.

Lebih lanjut Nita menyampaikan susut dan sisa pangan telah menjadi masalah tersendiri di Indonesia.

Dia menyebutkan, berdasarkan kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), angka SSP selama tahun 2000-2019 berada pada rentang 23-48 juta ton/tahun atau setara dengan 115-184 kg/kapita/tahun.

Hasil kajiannya, lanjut Nita, menyebutkan dampak dari FLW menimbulkan kerugian sebesar Rp213 triliun hingga Rp551 triliun per tahun atau setara dengan 4-5 persen PDB Indonesia.

"Hal ini perlu komitmen serius dari semua sektor untuk mencapai target pengurangan SSP sebesar 75 persen pada Indonesia Emas 2045,” terangnya.

Ia menambahkan Bapanas berkomitmen untuk mendorong sinergi dan kolaborasi di antara semua pemangku kepentingan dalam menangani FLW, yang tidak hanya berpengaruh pada ketahanan pangan, tetapi juga berdampak pada lingkungan hidup dan perekonomian Indonesia.

Special Adviser Food and Feed Safety Division DVFA Gudrun Sandø mengatakan aksi konkret bersama antara Indonesia dengan Denmark, khususnya regulasi food redistribution merupakan hasil pertemuan kick-off pembahasan SSC on FLW Denmark yang diselenggarakan oleh Bappenas dengan DVFA pada 27 Agustus 2024.

“Saya kira ini merupakan tonggak sejarah yang sangat penting ini bagi Indonesia dan Denmark. Tidak hanya sebagai bukti kemitraan bilateral jangka panjang antara kedua negara, tetapi juga untuk mewujudkan komitmen Denmark untuk turut serta mendukung mengatasi permasalahan SSP di Indonesia,’’ ujar Gudrun.

Baca juga: Bapanas dorong produktivitas gula di NTT agar swasembada
Baca juga: Harga pangan Minggu, cabai rawit naik Rp2.700 menjadi Rp48.670 per kg
Baca juga: Kepala Bapanas: Program makan bergizi mampu jadi penggerak ekonomi