Moskow (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri Spanyol memanggil kuasa usaha ad interim Israel di Madrid untuk menyampaikan protes terkait serangan terhadap Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL), di mana sekitar 670 pasukan Helm Biru PBB Spanyol bertugas, menurut laporan surat kabar El Pais yang mengutip sumber diplomatik, Jumat (11/10).

Langkah tersebut mengikuti jejak Italia dan Prancis yang melakukan hal serupa.

Selain terkait serangan, pemanggilan diplomat Israel juga karena pernyataan mereka baru-baru ini tentang Spanyol dan warga Spanyol, kata El Pais.

Pernyataan yang dikeluarkan Departemen Luar Negeri Israel pekan lalu, mengeklaim bahwa "Spanyol telah menjadi surga untuk menabur kebencian dan menghasut kehancuran Israel" setelah konferensi Palestinian Alternative Revolutionary Path Movement (Masar Badil) dan unjuk rasa yang berlangsung di Madrid Minggu lalu.

Sebelumnya di hari itu, pemerintah Spanyol mengecam serangan Israel terhadap markas besar UNIFIL di Kota Naqoura, Lebanon dan mendesak agar Israel segera mengakhiri serangan tersebut.

Serangan terhadap UNIFIL terjadi pada Kamis dan Jumat dan melukai sejumlah pasukan penjaga perdamaian.

Sejak 1 Oktober Israel melancarkan operasi darat terhadap gerakan Hizbullah di Lebanon selatan seraya terus melakukan serangan udara, yang mengakibatkan 2.000 orang tewas, kata Kementerian Kesehatan Lebanon pada Rabu.

Meski mengalami kerugian, kelompok Hizbullah telah memerangi pasukan Israel di daratan dan meluncurkan roket yang melintasi perbatasan.

Israel mengaku tujuan utama mereka adalah untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan kembalinya 60.000 warga Israel yang melarikan diri akibat penembakan di Israel utara.

Sumber: Sputnik

Baca juga: Spanyol serukan embargo senjata internasional terhadap Israel
Baca juga: Anggota parlemen Spanyol kecam 'kebiadaban' Israel menembaki UNIFIL