Konvergensi media strategi kunci kantor berita
16 Juni 2014 20:05 WIB
Direktur Pemberitaan Perum LKBN ANTARA, Akhmad Kusaeni saat hadir dalam pertemuan pemimpin media OANA (Organisasi Kantor Berita Asia Pasifik) ke 37 di Manama, Bahrain. (Dokumen Pribadi)
Jakarta (ANTARA News) - Pemimpin Redaksi Kantor Berita Indonesia LKBN Antara, Akhmad Kusaeni mengemukakan pentingnya konvergensi media menjadi multimedia untuk kantor berita, pada pertemuan pemimpin media OANA (Organisasi Kantor Berita Asia Pasifik) ke 37 di Manama, Bahrain, Senin.
"Konvergensi merupakan mantra baru di industri media masa kini agar kantor berita dapat bertahan di tengah pasar yang sedang berubah saat ini," ujar Akhmad Kusaeni dalam sambutannya pada acara tersebut.
Akhmad Kusaeni menambahkan bahwa seorang wartawan kantor berita saat ini sudah tidak lagi menggunakan telex, kertas karbon dan mesin tik manual yang sudah ketinggalan jaman, dan sudah jelas bahwa menu tradisional dari susunan kalimat, foto, dan grafis tidak lagi cukup bagi pelanggannya.
"Konvergensi Multimedia adalah masa depan kita, integrasi video dan audio serta konvergensi ruang redaksi juga penting untuk dikemas sebagai produk yang berguna untuk pasar yang sedang berubah ini," kata Kusaeni
Menurut Kusaeni, dirinya tidak melihat internet sebagai ancaman bagi kantor berita, melainkan dapat digunakan sebagai sebuah wahana dalam meningkatkan peran sebagai kantor berita.
Selain berubah menjadi multimedia, Kusaeni juga menambahkan bahwa kantor berita bisa bertahan dengan membangun keunggulan daya saing dengan memperkuat penyajian berita-berita yang kredibel.
Kemudian kantor berita dapat merambah ke bisnis ritel, dengan membedakan berita dan konten untuk pelanggan individu, dengan memasukkan bisnis media baru, investasi, bagi hasil atau aliansi strategis, tambahnya.
Namun ia menekankan bahwa kantor berita tidak boleh memasuki pasar retail dengan mengorbankan bisnis pelanggan yang memiliki konten yang sama.
"Kita harus bisa membedakan produk dan jasa ke pasar retail dengan menggunakan multi-platform, media baru dan multi-brand melalui ruang berita lainnya. Teknologi bukan merupakan ancaman, namun memungkinkan untuk menciptakan nilai bisnis kami untuk para stakeholder. Pada akhirnya, pilihan ada di tangan kita dan pikiran kita," tutup Kusaeni. (*)
"Konvergensi merupakan mantra baru di industri media masa kini agar kantor berita dapat bertahan di tengah pasar yang sedang berubah saat ini," ujar Akhmad Kusaeni dalam sambutannya pada acara tersebut.
Akhmad Kusaeni menambahkan bahwa seorang wartawan kantor berita saat ini sudah tidak lagi menggunakan telex, kertas karbon dan mesin tik manual yang sudah ketinggalan jaman, dan sudah jelas bahwa menu tradisional dari susunan kalimat, foto, dan grafis tidak lagi cukup bagi pelanggannya.
"Konvergensi Multimedia adalah masa depan kita, integrasi video dan audio serta konvergensi ruang redaksi juga penting untuk dikemas sebagai produk yang berguna untuk pasar yang sedang berubah ini," kata Kusaeni
Menurut Kusaeni, dirinya tidak melihat internet sebagai ancaman bagi kantor berita, melainkan dapat digunakan sebagai sebuah wahana dalam meningkatkan peran sebagai kantor berita.
Selain berubah menjadi multimedia, Kusaeni juga menambahkan bahwa kantor berita bisa bertahan dengan membangun keunggulan daya saing dengan memperkuat penyajian berita-berita yang kredibel.
Kemudian kantor berita dapat merambah ke bisnis ritel, dengan membedakan berita dan konten untuk pelanggan individu, dengan memasukkan bisnis media baru, investasi, bagi hasil atau aliansi strategis, tambahnya.
Namun ia menekankan bahwa kantor berita tidak boleh memasuki pasar retail dengan mengorbankan bisnis pelanggan yang memiliki konten yang sama.
"Kita harus bisa membedakan produk dan jasa ke pasar retail dengan menggunakan multi-platform, media baru dan multi-brand melalui ruang berita lainnya. Teknologi bukan merupakan ancaman, namun memungkinkan untuk menciptakan nilai bisnis kami untuk para stakeholder. Pada akhirnya, pilihan ada di tangan kita dan pikiran kita," tutup Kusaeni. (*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: