Peparnas 2024
IADO kirim 92 sampel atlet Peparnas 2024 untuk tes doping di Bangkok
12 Oktober 2024 11:31 WIB
Pelari Papua Bernadus Zadrak Waipon (kiri) beradu cepat dengan pelari Jawa Barat Diki Mulyana (tengah) dan pelari Papua Pithein Rematobi (kanan) pada final 800 meter T20 putra para-atletik Peparnas XVII Solo 2024 di Stadion Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/10/2024). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/tom/am.
Jakarta (ANTARA) - Indonesia Anti Doping Organization (IADO) mengirim 92 sampel urine atlet yang mengikuti Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII di Solo, Jawa Tengah untuk pemeriksaan doping di Bangkok, Thailand.
"Sampai dengan 10 Oktober, IADO telah mengumpulkan 92 sampel untuk langsung dikirim ke laboratorium anti-doping di Bangkok," kata Ketua Umum IADO Gatot S Dewa Broto ketika dihubungi melalui saluran telepon di Jakarta, Sabtu.
Ia menjelaskan, hasil dari pengujian sampel tersebut diperkirakan diketahui sekitar Desember. Apabila ada sampel yang dinyatakan positif doping, kata dia, maka akan ditindaklanjuti dengan proses persidangan hingga Maret 2025.
Hingga menjelang berakhirnya Peparnas, kata dia, kegiatan pengambilan sampel urine masih terus dilakukan di lapangan untuk mengejar target IADO mengumpulkan 130 sampel atlet dari berbagai cabang olahraga.
Gatot menjelaskan, pengawasan anti-doping pada Peperanas 2024 yang berlangsung 6-13 Oktober berbeda dengan sebelumnya, karena kali ini pihaknya mengerahkan petugas presenter edukasi (Presi), maupun tenaga intelijen dan investigasi.
Dengan dukungan pengawasan yang lebih memadai, Gatot berharap tidak ada atlet yang menggunakan zat terlarang dan baik atlet maupun ofisial tidak melanggar aturan anti-doping.
Baca juga: Jawa Tengah masih kokoh di puncak klasemen medali Perpanas 2024
Kepatuhan terhadap aturan, kata dia, sangat penting karena sesuai dengan World Anti-Doping Code, atlet dapat dinyatakan doping bukan semata-mata hanya karena terbukti mengonsumsi zat terlarang, namun atlet yang menolak diambil sampelnya juga bisa dinyatakan doping.
Gatot menambahkan, hal lain yang perlu diperhatikan yaitu atlet yang sedang terkena sanksi doping tidak dapat turut serta bertanding dalam Peparnas.
Adapun IADO mencatat sejumlah kasus doping yang muncul pada Peparnas sebelumnya yaitu Peparnas 2016 di Jawa Barat sebanyak dua orang atlet dinyatakan positif menggunakan doping, sedangkan pada Peparnas 2021 di Papua terdapat satu atlet dinyatakan doping.
Baca juga: Pemkot Surakarta siagakan layanan medis selama Peparnas
Baca juga: Tim goalball putri Sumatera Selatan penuhi target raih medali emas
"Sampai dengan 10 Oktober, IADO telah mengumpulkan 92 sampel untuk langsung dikirim ke laboratorium anti-doping di Bangkok," kata Ketua Umum IADO Gatot S Dewa Broto ketika dihubungi melalui saluran telepon di Jakarta, Sabtu.
Ia menjelaskan, hasil dari pengujian sampel tersebut diperkirakan diketahui sekitar Desember. Apabila ada sampel yang dinyatakan positif doping, kata dia, maka akan ditindaklanjuti dengan proses persidangan hingga Maret 2025.
Hingga menjelang berakhirnya Peparnas, kata dia, kegiatan pengambilan sampel urine masih terus dilakukan di lapangan untuk mengejar target IADO mengumpulkan 130 sampel atlet dari berbagai cabang olahraga.
Gatot menjelaskan, pengawasan anti-doping pada Peperanas 2024 yang berlangsung 6-13 Oktober berbeda dengan sebelumnya, karena kali ini pihaknya mengerahkan petugas presenter edukasi (Presi), maupun tenaga intelijen dan investigasi.
Dengan dukungan pengawasan yang lebih memadai, Gatot berharap tidak ada atlet yang menggunakan zat terlarang dan baik atlet maupun ofisial tidak melanggar aturan anti-doping.
Baca juga: Jawa Tengah masih kokoh di puncak klasemen medali Perpanas 2024
Kepatuhan terhadap aturan, kata dia, sangat penting karena sesuai dengan World Anti-Doping Code, atlet dapat dinyatakan doping bukan semata-mata hanya karena terbukti mengonsumsi zat terlarang, namun atlet yang menolak diambil sampelnya juga bisa dinyatakan doping.
Gatot menambahkan, hal lain yang perlu diperhatikan yaitu atlet yang sedang terkena sanksi doping tidak dapat turut serta bertanding dalam Peparnas.
Adapun IADO mencatat sejumlah kasus doping yang muncul pada Peparnas sebelumnya yaitu Peparnas 2016 di Jawa Barat sebanyak dua orang atlet dinyatakan positif menggunakan doping, sedangkan pada Peparnas 2021 di Papua terdapat satu atlet dinyatakan doping.
Baca juga: Pemkot Surakarta siagakan layanan medis selama Peparnas
Baca juga: Tim goalball putri Sumatera Selatan penuhi target raih medali emas
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024
Tags: