"Seniman dan pengelola harus duduk bersama," kata Pramono di Jakarta, Jumat.
Pramono mengatakan persoalan itu mengemuka ketika dirinya mengunjungi Taman Ismail Marzuki (TIM) pada Kamis malam (10/10).
Oleh karena itu, katanya, harus ada titik temu supaya budaya Indonesia, terutama budaya daerah, juga bisa ditampilkan di ruang publik seperti Taman Ismail Marzuki.
Dia menyoroti pengelolaan TIM saat ini telah diambil alih oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) untuk dikelola secara profesional.
Baca juga: Dharma janjikan bangun kampung wisata tingkatkan ekonomi warga
Karena itu, Pramono menyatakan, pihak-pihak yang terkait harus duduk bersama agar bisa menemukan titik temu.
Keterangan ini mengacu pada tahun 1974-an saat Ali Sadikin menjabat sebagai Gubernur Jakarta telah dikeluarkan surat keputusan (SK).
"Condet ini pernah menjadi cagar budaya. Itu memang tahun 70-an zaman Bang Ali. Kemudian pada tahun 1974, juga keluar menjadi tempat-tempat ada beberapa komunitas buah yang dilindungi di sini, seperti duku dan salak," kata Rano.
Baca juga: Ridwan Kamil yakin tanggul raksasa selesai di kepemimpinannya
Baca juga: Ridwan Kamil yakin tanggul raksasa selesai di kepemimpinannya
Rano mengatakan jika nantinya terpilih, maka akan menggandeng dinas terkait untuk memulihkan potensi cagar budaya tersebut.
Kawasan Condet Oleh karenanya, mantan Gubernur Banten ini menyatakan sangat wajar bila masyarakat Condet mengharapkan wilayahnya bisa lestari. khususnya kebudayaan Betawi jangan sampai hilang.
Sementara itu salah satu tokoh masyarakat, Iwan menilai bahwa Condet kini telah banyak berubah menjadi kawasan bisnis.
Dia menilai perubahan itu dapat menggerus kebudayaan dan kelestarian budaya Betawi.
Dia menilai perubahan itu dapat menggerus kebudayaan dan kelestarian budaya Betawi.
"Waktu saya dipanggil Pak Ahok, 92 persen bangunan di Condet tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB). 'Town house' dan bangunan lainnya yang berada di Jalan Raya Condet itu tidak ada izinnya," jelas Iwan.
Baca juga: Pramono akan perbanyak ruang terbuka seperti GBK jika menang pilkada
Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta telah menetapkan pasangan Ridwan Kamil-Suswono nomor urut 1, Dharma Pongrekun-Kun Wardana nomor urut 2, dan Pramono Anung-Rano Karno nomor urut 3 pada Pilkada DKI Jakarta.