Yogyakarta (ANTARA) - Tim mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Kewirausahaan (PKM-K) berhasil mengolah limbah cangkang kerang menjadi semen ramah lingkungan.

Semen ramah lingkungan itu diberi nama "Innocem" yang merupakan kependekan dari "Innovatively Efficient Instant Cement".

"Limbah cangkang kerang saat ini sangat melimpah namun belum banyak dimanfaatkan sehingga hanya menumpuk sebagai sampah," ujar salah satu anggota tim mahasiswa UGM Abla Salsabila dalam keterangan tertulis di Yogyakarta, Jumat.

Menurut mahasiswa Teknik Sipil UGM angkatan 2022 itu, pemilihan limbah kulit kerang sebagai bahan baku pembuatan semen karena di dalam cangkang kerang memiliki kandungan serupa dengan batu gamping yakni kalium oksida.

"Kandungan kalium oksida dalam cangkang kerang ternyata cukup tinggi sehingga berpotensi untuk digunakan sebagai pengganti batu gamping dalam pembuatan semen," kata dia.

Mahasiswa lainnya, Vidhyazputri Belva Aqila, menjelaskan pengembangan produk Innocem berawal dari keresahan akan fakta bangunan menjadi penghasil sekitar 37 persen emisi karbon.

Baca juga: Mahasiswa Aceh luncurkan produk hair mist biji pepaya dan kulit jeruk

Hal tersebut disebabkan produk semen yang digunakan terbuat dari batu gamping dengan proses pengelolaan yang tidak ramah lingkungan.

"Saat ini juga sedang gencar gerakan net zero emission dan kami berharap melalui inovasi pengembangan produk ini bisa mendukung gerakan tersebut," kata mahasiswa Program Sarjana Studi Akuntansi UGM angkatan 2023 ini.

Karena itu, ia berharap, pengembangan produk Innocem dapat mendukung terwujudnya konstruksi hijau berkelanjutan di Indonesia.

Produk inovasi itu juga diharapkan dapat membantu mengatasi persoalan lingkungan dengan mengolah limbah cangkang kerang yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Saat ini produk Innocem telah dipasarkan secara daring melalui platform lokapasar dan situs web resmi milik Innocem.

Selain Abla dan Vidhyazputri, produk semen ramah lingkungan itu dikembangkan bersama dua mahasiswa UGM lainnya yakni Aurellia Zaitun Candraningrum (Teknik Sipil 2022) dan Maureen Arsa Sanda Cantika (Sistem Informasi Geografis 2022).

Baca juga: PKM Unsrat mengembangkan rumah murah hemat energi di Sulut
Baca juga: PKM Internasional Poltesa tingkatkan kapasitas digital SDM perbatasan
Baca juga: ITS peringkat kedua pendanaan PKM terbanyak nasional