Jakarta (ANTARA) - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) menetapkan Naskah Kidung Bwanā Winaṣā sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON) pada 2024.
Naskah Kidung Bwanā Winaṣā karya Ida Pedanda Ngurah ditulis dalam bentuk puisi tradisional macapat dan mencatat peristiwa-peristiwa penting seperti Puputan Badung pada 1906.
"Kidung Bwanā Winaṣā dinilai oleh Dewan Pakar IKON memiliki signifikansi nasional, yakni mencatat kisah perjuangan rakyat Bali melawan kolonialisme Belanda melalui Perang Puputan yang menjadi warisan penting bagi sejarah Indonesia," ujar Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi Perpusnas Mariana Ginting dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Penyerahan sertifikat penetapan IKON kepada perwakilan Gria Gede Belayu selaku keturunan penulis, perwakilan Giriya Mandhara Pemaron selaku penyimpan naskah, dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Badung sebagai pengusul IKON di Badung, Bali, Jumat.
Ia menjelaskan dengan cakupan sejarah yang luas, Kidung Bwanā Winaṣā layak diakui sebagai IKON yang merepresentasikan kekayaan budaya dan peristiwa penting dalam sejarah dunia.
Dia menekankan bahwa penganugerahan itu tidak sekadar menjadi selebrasi, namun ada pemanfataan bagi masyarakat.
Dia juga menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah bekerja sama dengan Perpusnas dalam pemilihan naskah Kidung Bwanā Winaṣā menjadi IKON.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kabupaten Badung I Nyoman Sujendra menyampaikan sejumlah upaya dalam pelestarian naskah kuno di daerah itu.
“Pelestarian naskah kuno di Kabupaten Badung, khususnya lontar telah dilakukan upaya penelusuran, preservasi dan digitalisasi bekerja sama dengan penyuluh bahasa Bali Provinsi Bali,” kata dia.
Ia menekankan pentingnya pemeliharaan, perawatan, dan pelestarian naskah kuno melalui kegiatan pengarusutamaan naskah Nusantara.