Moskow (ANTARA) - Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, pada Jumat menyerukan gencatan senjata di Lebanon selatan dan penghormatan terhadap Resolusi 1701 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang dibuat untuk menyelesaikan Perang Lebanon 2006 antara Israel dan gerakan Hizbullah.

"Serangan rudal balistik besar-besaran Iran baru-baru ini terhadap Israel merupakan eskalasi serius dan ancaman terhadap stabilitas regional,"kata von der Leyen dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Siprus, Nikos Christodoulides, di Paphos.

"Saya ingin kembali menegaskan seruan kami untuk menghentikan permusuhan (di Lebanon) sesegera mungkin, guna menciptakan ruang bagi solusi diplomatik di sepanjang Garis Biru (garis demarkasi PBB yang memisahkan Lebanon dari Israel dan Dataran Tinggi Golan), dan hal ini harus sesuai dengan Resolusi 1701 Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa," katanya menambahkan.

Resolusi tersebut, yang mengakhiri perang Israel-Hizbullah tahun 2006, mengamanatkan agar Israel dan Hizbullah sepenuhnya menghormati Garis Biru, yang merupakan "garis penarikan" sementara sepanjang 75 mil di perbatasan selatan Lebanon dan perbatasan utara Israel.

Setiap pelanggaran terhadap Garis Biru oleh salah satu pihak merupakan pelanggaran terhadap Resolusi 1701.

Sejak 1 Oktober, Israel telah melakukan operasi darat terhadap pasukan Hizbullah di Lebanon selatan, sambil terus melakukan pengeboman udara.

Lebih dari 1.000 orang, termasuk pemimpin gerakan Lebanon tersebut, telah tewas dan lebih dari 90.000 orang lainnya mengungsi.

Meski mengalami kerugian, Hizbullah terus bertempur melawan pasukan Israel di darat dan meluncurkan roket melintasi perbatasan.

Israel menyatakan bahwa tujuan utamanya adalah menciptakan kondisi aman bagi kembalinya 60.000 penduduk yang melarikan diri akibat serangan di wilayah utara.

Sumber: Sputnik-OANA

Baca juga: Israel kembali serang markas UNIFIL, lukai tentara dari Sri Lanka
Baca juga: PBB desak Israel setop pemboman Lebanon dan tarik pasukan darat