Jakarta (ANTARA) - Pembangunan Bendungan Rukoh paket dua di Kabupaten Pidie, Aceh yang digarap oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk hampir selesai, dan kini progresnya telah mencapai 96,20 persen.

Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita menyatakan Bendungan Rukoh yang merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) itu bertujuan meningkatkan produksi lahan persawahan seluas hampir 12 ribu hektare. Pembangunan bendungan ini juga merupakan upaya mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan di Aceh.

“Pembangunan bendungan ini diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasi. Maka, air dari Bendungan Rukoh dipastikan dapat mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi menjadi penting dan harus dilanjutkan guna mendukung pertanian yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Aceh, khususnya di Kabupaten Pidie.

Kehadiran Bendungan Rukoh, lanjut dia, juga diharapkan bisa memenuhi kebutuhan air bersih dan penyediaan air baku sebanyak 0,90 meter kubik (m3) per detik, serta menghasilkan energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro dengan kapasitas 1,22 megawatt.

“Bendungan ini pun disiapkan untuk mereduksi banjir Krueng Rukoh sebesar 89,62 persen. Kemudian diharapkan bisa menjadi destinasi wisata sehingga dapat menumbuhkan ekonomi lokal,” tutur Ermy.

Bendungan Rukoh paket dua dikerjakan oleh Waskita Karya melalui kerja sama operasional (KSO) Waskita-Adhi-Andesmont, dengan total nilai kontrak sekitar Rp1,19 triliun, sementara untuk porsi perseroan sebesar Rp591,1 miliar.

Ermy lebih lanjut menjelaskan bahwa Waskita Karya saat ini sedang fokus melakukan proses restrukturisasi sebagai bagian dari rencana penyehatan dan penyelamatan perseroan, yang sudah menjadi fokus Kementerian BUMN sebagai pemegang saham.

Selama masa restrukturisasi, perseroan akan fokus kepada bisnis inti, tidak berinvestasi pada jalan tol, melainkan mengerjakan proyek jalan, jembatan, gedung, infrastruktur, air.

Baca juga: PUPR : Bendungan Temef sediakan air baku kapasitas 131 liter/detik
Baca juga: Presiden Jokowi sebut Bendungan Leuwikeris menelan biaya paling besar
Baca juga: Progres pembangunan Bendungan Meninting NTB capai 91,12 persen