Washington (ANTARA) - Negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan keprihatinan mereka pada Kamis (10/10) atas serangan Israel terhadap posisi Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL).

"Kami sangat prihatin dengan laporan tentang cedera yang dialami oleh pasukan penjaga perdamaian PBB dan berharap mereka segera pulih," ujar Wakil Tetap Deputi AS untuk PBB, Robert Wood, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB.

Amerika Serikat (AS) mengharapkan semua pihak, termasuk Israel, untuk menghormati keselamatan dan keamanan personel serta fasilitas UNIFIL, serta menghindari insiden yang membahayakan mereka, tambahnya.

Sebelumnya pada hari itu, UNIFIL melaporkan bahwa markas besarnya di kota Naqoura, Lebanon selatan, serta dua lokasi terdekat telah diserang oleh pasukan Israel.

Pada Kamis pagi, tank Merkava Israel menembak sebuah menara pengawas, menyerangnya secara langsung dan menyebabkan dua penjaga perdamaian terjatuh. Mereka mengalami cedera ringan dan dirawat di rumah sakit, kata UNIFIL dalam pernyataan panjangnya.

Wood menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk melindungi warganya dari kelompok Hizbullah Lebanon, tetapi ia juga menekankan pentingnya meminimalkan kerugian pada warga sipil, terutama di daerah padat penduduk seperti Beirut.

Ia menambahkan bahwa solusi diplomatik antara Israel dan Lebanon di sepanjang Garis Biru merupakan satu-satunya cara untuk mengembalikan ketenangan yang langgeng dan memungkinkan warga di kedua negara untuk kembali ke rumah mereka dengan aman.

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, menyatakan bahwa Moskow sepenuhnya mendukung keamanan penjaga perdamaian yang menghadapi "risiko tak terduga" karena kehadiran Israel di Garis Biru. “Kita semua memahami bahwa ini adalah kejahatan perang. Ini membutuhkan reaksi yang paling tegas dari kita semua,” kata Nebenzya kepada Dewan Keamanan.

Duta Besar Aljazair untuk PBB, Amar Bendjama, memperingatkan bahwa agresi Israel tidak akan berhenti di Lebanon selama Israel terus menikmati impunitas dari Dewan Keamanan.

Seraya memuji "peran penting" UNIFIL dalam menjaga stabilitas regional, Bendjama menyatakan bahwa Aljazair sangat prihatin atas serangan Israel dan mengutuk "penembakan disengaja" oleh tentara Israel terhadap posisi UNIFIL.

“Kami mengingatkan otoritas Israel akan kewajiban mereka untuk menjamin keselamatan dan keamanan personel serta properti PBB, serta menghormati kedaulatan fasilitas PBB setiap saat,” tambahnya.

'Israel Tidak Peduli dengan Tujuan PBB'

Secara terpisah, dalam pernyataan di hadapan Dewan Keamanan, Duta Besar Lebanon untuk PBB, Hadi Hachem, mengutuk serangan Israel terhadap posisi UNIFIL karena membahayakan keselamatan dan keamanan fasilitas serta anggota mereka.

“Agresi serius ini membuktikan bahwa Israel tidak mendengarkan, tidak peduli dengan tujuan PBB... dan kekhawatiran seluruh komunitas internasional... Agresi hari ini terhadap UNIFIL dikutuk, dan ini adalah satu episode lagi dalam catatan panjang Israel yang menargetkan pasukan ini,” ujarnya.

Hachem menegaskan kembali bahwa rakyat dan pemerintah Lebanon menolak perang dan mendukung gencatan senjata segera di Lebanon.

“Lebanon siap untuk solusi diplomatik,” tambahnya.

Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeed Iravani, menyebut Israel sebagai "rezim teroris" yang melakukan kejahatan perang yang meluas dan merupakan ancaman nyata bagi perdamaian dan keamanan internasional.

Menekankan bahwa Dewan Keamanan "tidak boleh menutup mata" terhadap "kekejaman" Israel, ia mengatakan, “Dewan ini memiliki kewajiban moral dan hukum untuk campur tangan. Dewan tidak boleh membiarkan kejahatan perang Israel terus berlangsung dengan dalih membela diri atau keamanan."

Duta Besar Stavros Lambrinidis, kepala delegasi Uni Eropa untuk PBB, mengatakan bahwa Uni Eropa mengecam semua serangan terhadap penjaga perdamaian PBB, yang merupakan "pelanggaran besar" terhadap hukum kemanusiaan internasional.

“Kami menegaskan kembali dukungan penuh kami kepada UNIFIL, di mana kami memiliki kehadiran yang kuat dari Uni Eropa.

“Dalam situasi darurat saat ini, UNIFIL memegang peran stabilisasi yang sangat penting di Lebanon Selatan. Kami mendesak semua pihak untuk menghormati keberadaan UNIFIL dan sepenuhnya memenuhi kewajiban mereka untuk menjamin keselamatan dan keamanan personel UNIFIL setiap saat,” tambahnya.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Israel kembali serang markas UNIFIL, lukai tentara dari Sri Lanka
Baca juga: Menlu: RI tak gentar hadapi teror Israel di markas UNIFIL Lebanon
Baca juga: PBB gelar pertemuan bahas Timur Tengah menyusul serangan ke UNIFIL