"Biasanya tamu-tamu kita itu hanya jadi imam, tapi sekarang ini beliau bisa menjadi khatib sekaligus. Jadi kurang lebih 50 tahun Masjid Istiqlal baru pertama kali ini ada khotbah yang berbahasa Arab, yang langsung dikhotbahkan oleh Imam Besar Masjid Madinah yang sangat terkenal," kata Nasaruddin di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat.
Nasaruddin mengatakan khotbah yang disampaikan oleh Syekh Ahmad turut menjadi kebanggaan Masjid Istiqlal, juga umat Islam di Indonesia.
Baca juga: Imam Besar Masjid Nabawi ungkap perasaan rindu ingin datangi Indonesia
Sebab, jelas dia, dalam khotbah tersebut Syekh Ahmad terus memuji-muji Indonesia, dimana Indonesia adalah negara yang toleran, menghargai kebersamaan, menghargai demokrasi, menghargai tamu, dan negara yang mencintai kemanusiaan.Baca juga: Imam Besar Masjid Nabawi ungkap perasaan rindu ingin datangi Indonesia
"Seperti yang tadi disampaikan dalam khotbah, tidak umum lho, orang-orang Arab itu tidak gampang memuji orang," ucapnya
"Itu dipuji di dalam sebuah khotbah. Itu tidak lazim dan Alhamdulillah seorang khatib dan ulama besar, seorang Imam Besar di Masjid Madinah memberikan pujian terhadap Indonesia," lanjutnya.
Baca juga: Imam Besar Masjid Nabawi tekankan sikap moderasi dalam beragama
Oleh karenanya Nasaruddin mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk menjaga, merawat, dan memelihara keramah-tamahan yang telah menjadi ciri khas masyarakat Indonesia.Baca juga: Imam Besar Masjid Nabawi tekankan sikap moderasi dalam beragama
"Inilah pesan beliau (Syekh Ahmad). Mari kita merawat keindonesiaan kita, mari kita merawat keislaman kita, dan mari kita merawat toleransi," ungkapnya.
Diketahui, selain menjadi khatib dalam ibadah Shalat Jumat, Syekh Ahmad bin Ali Al-Hudhaify turut bertugas menjadi imam dalam ibadah tersebut.
Baca juga: Imam Besar Masjid Nabawi ungkap perasaan rindu ingin datangi Indonesia
Baca juga: Imam Besar Masjid Nabawi ungkap perasaan rindu ingin datangi Indonesia