Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau kerap disapa Gus Ipul memberikan apresiasi kepada Rumah Aspirasi Tunanetra Indonesia berkat upayanya dalam meningkatkan literasi dan pemberdayaan bagi penyandang disabilitas netra.

Mensos Gus Ipul memberikan apresiasi tersebut karena menilai masih tingginya jumlah penyandang disabilitas netra yang buta aksara braille.

“Saya bangga ada semangat untuk belajar, semangat untuk maju. Semoga komunitas ini makin berkembang, bisa meningkatkan kapasitas dan kemandirian anggotanya,” ujar Gus Ipul dalam rilis yang disiarkan di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Kemensos beri layanan orientasi lingkungan untuk disabilitas netra
Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum Rumah Aspirasi Tunanetra Indonesia dan Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia Yogi Madsuni mengatakan salah satu prioritas mereka ialah memberantas buta aksara Al Quran bagi penyandang disabilitas netra.

Ia memaparkan di area Bogor pun masih ditemukan penyandang disabilitas netra yang belum bisa membaca titik-titik huruf braille.
Yogi menjelaskan pengetahuan akan aksara ini sangat diperlukan untuk mendukung prospek bekerja bagi penyandang disabilitas netra. Selain itu, diperlukan juga pembangunan sumber daya manusia dalam berbagai aspek, misalnya kemampuan menyesuaikan diri dalam era digitalisasi.

Baca juga: Kemensos wujudkan Balai Literasi Braille adaptif dengan teknologi
“Upaya kami untuk menghadapi tantangan sesuai kemajuan ialah dengan pemberantasan buta braille. Selain itu, perlu juga membangun SDM melalui digitalisasi. Kami memerlukan dukungan berbagai pihak, termasuk Kemensos,” kata Yogi.

Sementara itu, Presiden Rumah Aspirasi Tunanetra Indonesia H Arief Pribadi juga mengungkapkan selama ini masih ada stigma yang memandang disabilitas sebagai beban. Oleh karena itu, selain literasi dan upaya pemberdayaan, diperlukan juga sosialisasi agar penyandang disabilitas diberikan kesempatan yang sama sehingga mereka bisa berkarya.

“Ada yang sudah bekerja sebagai pegawai, menguasai IT dan lain-lain. Jadi, penyandang disabilitas netra ini bisa bekerja tidak hanya sebagai tukang urut, tetapi juga bersaing di dunia digitalisasi,” ujar Arief.

Baca juga: Mensos sebut disabilitas netra butuh buku literasi agar mandiri
Dalam audiensi tersebut, Rumah Aspirasi Tunanetra Indonesia juga menyerahkan buku Yasin dalam aksara braille kepada Gus Ipul. Buku Yasin tersebut merupakan karya penyandang disabilitas netra yang ada di bawah naungan Rumah Aspirasi Tunanetra Indonesia. Selain itu, mereka juga telah memproduksi Al Quran braille.