Santa Cruz de la Sierra, Bolivia (ANTARA News) - Presiden Kuba Raul Castro, Sabtu, memperingatkan sekutu bahwa Venezuela--sahabat paling dekatnya--memerlukan dukungan di tengah konflik akibat protes anti-pemerintah.

"Venzuela sekarang memerlukan dukungan dari kita," kata Castro (80), dalam pidato internasional yang jarang dilakukannya pada satu pertemuan kelompok 77 (G-77) plus Tiongkok di Bolivia.

"Pemerintah-pemerintah kelompok kecil yang tidak dapat menyingkirkan Presiden Hugo Chavez merasa waktunya sudah tiba untuk menggulingkan revolusi Bolivaria dan Presiden (Nicolas) Maduro," kata Castro. Ia menyebut pemerintah sosial yang terpilih di Karakas "garis depan kemerdekaan, kebebasan dan martabat".

Maduro adalah sekutu regional paling dekat Kuba, satu-satunya negara komunis di kawasan itu.

Dukungan ekonomi Venzuela adalah penting bagi pemeintah dan ekonomi Kuba.

Havana, yang dilanda kekurangan uang, masih menganut ekonomi yang direncanakan secara terpusat dan tidak mendapat akses dari pinjaman internasional, dan pendapatan Venezuela adalah minyak yang mendapat potongan harga.

Tetapi inflasi mendekati 60 persen, kekurangan barang-barang kebutuhan pokok dan tingkat kejahatan yang tinggi menyebabkan negara itu mengalami konflik politik dan krisis ekonomi.

Protes-protes anti-pemerintah yang melanda Venezuela sejak Februari menewaskan setidaknya 41 orang dan lebih dari 600 orang cedera, dengan pihak yang bertikai saling menyalahkan atas aksi kekerasan itu.

Presiden Bolivia Evo Morales yang menjadi tuan rumah pertemuan G-77 juga merupakan seorang sosialis yang terpilih. Ia mengatakan jika Amerika Serikat ikut melakukan campur tangan militer di Venezuela, maka itu akan menjadi Vietnam baru bagi mereka.

"Jika Tuan (Barack) Obama tetap menyerang rakyat Venezuela, saya yakin Venezuela dan Amerika Latin akan menjadi Vietnam kedua bagi AS," kata Morales kepada para peserta konferensi itu.

Pemerintah Venezuela dan oposisi melalukan perundingan awal pada 7 April, yang diikuti dengan satu pertemuan yang disiarkan televisi antara Maduro dan para pemimpin oposisi termasuk kandidat presiden tahun lalu Henrique Cariles.

Maduro, yang berhasil menggantikan Hugo Chavez, menegaskan pertemuan-pertemuan itu seharusnya dirundingkan. Ia menyerukan perdamaian dan program pembangunan ekonomi.

Di Santa Cruz de la Sierra, pusat bisnis Bolivia, Sekjen PBB Ban Ki-moon hadir dalam pembukaan KTT G-77, yang merupakan ulang tahun ke-50 terbentuknya kelompok itu.

Kelompok itu beranggotakan 77 negara berkembang tahun 1964 dan kini menjadi 133 anggota, yang merupakan dua pertiga dari total negara-negara dunia.
(H-RN)