Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya terus menjaga stabilitas pasokan dan harga ayam di tingkat peternak melalui pengendalian produksi serta distribusi yang tepat guna mendukung kesejahteraan peternak dan stabilitas pasar.

"Salah satu persoalan pokok perunggasan adalah fluktuasi harga dan hal ini menjadi konsen pemerintah untuk lakukan stabilisasi dengan mengkonsolidasikan pelaku usaha dan asosiasi perunggasan," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda di Jakarta, Jumat.

Dia menyampaikan bahwa berbagai forum rapat telah digelar oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan sejak awal September 2024 dengan menghadirkan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Satgas Pangan Polri, Kemenko Bidang Perekonomian, perusahaan budidaya ayam ras dan berbagai asosiasi perunggasan.

Agung menyatakan bahwa sinergi antara pelaku usaha perunggasan dan pemerintah berhasil menjaga stabilitas pasar sekaligus melindungi keberlanjutan usaha peternak mandiri.

"Kebijakan ini penting untuk menyeimbangkan pasar dan memastikan bahwa peternak, terutama yang mandiri, tetap terlindungi dari fluktuasi harga,” ujar Agung.

Lebih lanjut, Agung menuturkan bahwa Kementerian Pertanian telah menuai hasil, dimana harga ayam hidup tingkat peternak lebih tinggi dari harga pokok produksi (HPP) sehingga peternak mendapatkan margin keuntungan yang wajar.

Kementan optimistis bahwa dengan tren positif ini, stabilitas harga ayam hidup akan terus terjaga, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kontribusi sektor perunggasan terhadap ketahanan pangan nasional.

"Pemantauan intensif akan terus dilakukan untuk memastikan kepatuhan seluruh pihak terhadap kebijakan ini, termasuk penegakan sanksi bagi yang melanggar," kata Agung.

Data dari Garda Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN) menunjukkan bahwa sejak awal Oktober 2024, harga livebird untuk ukuran 1,6-2,0 kg mengalami peningkatan bertahap.

Pada 1 Oktober, harga ayam hidup berada di kisaran Rp15.500-Rp16.000, kemudian bergerak naik hingga mencapai Rp20.500-Rp 21.000 per kilogram pada 9 Oktober.

Sekretaris Jenderal GOPAN Sugeng Wahyudi menambahkan bahwa kondisi harga ayam hidup saat ini telah mencapai level di atas HPP, yang memberikan keuntungan bagi para peternak.

Baca juga: Kementan perluas negara tujuan ekspor unggas ke Timur Tengah

Baca juga: Kementan: Perluasan lahan sawah kunci menuju kedaulatan pangan


"Harga ayam hidup kini mencapai Rp20.500 per kilogram. Ini adalah hasil dari upaya bersama agar harga segera naik,"'kata Sugeng.

Sugeng juga menekankan pentingnya kolaborasi lapangan yang terus berlangsung.

"Koordinasi di lapangan terus berjalan, dan kami rutin mengikuti rapat evaluasi yang diinisiasi Kementan melalui PKH," tambah Sugeng.