Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) memperluas negara tujuan ekspor unggas ke kawasan Timur Tengah, sebagai upaya meningkatkan daya saing produk unggas Indonesia dan memperkuat perdagangan internasional sektor peternakan.

"Setelah Timor Leste, Jepang dan Singapura, Indonesia berhasil melakukan ekspansi pasar ekspor unggas untuk tujuan Timur Tengah," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda di Jakarta, Jumat.

Menurutnya, komoditas unggas Indonesia memiliki daya saing tinggi dan dapat menembus pasar ekspor Uni Emirate Arab (UEA).

Dia menuturkan bahwa ekspor telur tetas (Hatching Egg/HE) dari Parent Stock untuk ditetaskan menjadi Day-old Chick Final Stock (DOC FS) tujuan Dubai telah dilakukan oleh PT. Charoen Pokphand Jaya Farm (CPJF) pada 7 Oktober 2024 sebanyak 57.600 butir dan ditargetkan 100 ribu butir tiap bulan.

Ekspor telur tetas juga dilakukan oleh PT. Japfa Comfeed Indonesia pada Kamis, 10 Oktober 2024 tujuan UEA dan berlangsung setiap minggu selama Oktober 2024, dengan total ekspor mencapai 460.800 butir.

Telur tetas yang diekspor berasal dari unit farm Parent Stock berumur premium (young flock) yang telah mendapatkan sertifikat Good Breeding Practices dan kompartemen bebas penyakit Flu Burung atau Avian Influenza (AI).

Kedua perusahaan perunggasan ini, lanjut Agung, bahu membahu membangun pasar ekspor unggas di Timur Tengah, menorehkan citra Indonesia sebagai negara penghasil unggas.

“Keberhasilan penetrasi ekspor ini menunjukkan bahwa unggas Indonesia mampu bersaing di pasar internasional,” ujar Agung.

Ia menambahkan bahwa ekspor telur tetas ini akan rutin dan meneguhkan komitmen kedua perusahaan integrator unggas tidak hanya “jago kandang” tetapi sudah dipercaya di kancah internasional.

Agung menegaskan bahwa pihaknya terus mendorong pelaku usaha perunggasan nasional mampu berkontribusi terhadap penyediaan komoditas unggas dunia.

Meskipun dari sisi pangsa pasar unggas Indonesia di dunia masih rendah posisinya, namun secara volume produksi unggas, Indonesia menduduki posisi empat setelah India.

Agung menambahkan, ekspor HE broiler itu menunjukkan sinergi positif antara sektor swasta dan pemerintah dalam mengembangkan subsektor peternakan yang berkelanjutan dan kompetitif di tingkat global.

"Keberhasilan ini diharapkan dapat mendorong ekspor lebih lanjut serta memperkuat citra Indonesia sebagai negara pengekspor unggas," kata Agung.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa Indonesia telah mencapai swasembada sehingga mampu melakukan ekspor surplus unggas dan telur ke negara lain.

Baca juga: Mentan sebut Indonesia mulai ekspor surplus unggas dan telur
Baca juga: Japfa catatkan ekspor pakan unggas Rp7,9 miliar per November 2023
Baca juga: Indonesia ekspor telur ayam konsumsi Rp1,15 miliar ke Singapura