Bali (ANTARA) - Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan mengatakan industri asuransi umum perlu atasi hambatan terkait lonjakan komoditas secara inovatif dan berkelanjutan, peningkatan volatilitas harga pangan dan energi, serta ketidakpastian geopolitik yang meningkat.

“Sejumlah cara inovatif untuk melakukan penetrasi asuransi di antaranya ekosistem bisnis hijau dengan penerapan ESG (Environmental, Social, and Governance) yang lebih kuat di industri, ekosistem industri kelautan dan juga pengembangan ekosistem ekonomi antariksa sebagai bagian dari prioritas nasional utama Indonesia,” ucapnya dalam acara Indonesia Rendezvous ke-28 Conference di Bali, Kamis.

Seiring menghadapi pelbagai tantangan tersebut, perekonomian Indonesia diharapkan tumbuh dengan kecepatan stabil dengan dorongan peningkatan belanja publik, peningkatan investasi bisnis, dan permintaan konsumen yang stabil.

Baca juga: AAUI adakan Indonesia Rendezvous ke-28 di Bali

Hingga kini, industri asuransi di Indonesia disebut menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data terakhir, premi dari industri asuransi umum nasional tumbuh 18,4 persen year on year (yoy) menjadi senilai Rp57,9 triliun pada semester I-2024, dibandingkan senilai Rp42,83 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.

Kendati demikian, kontribusi industri asuransi umum terhadap perekonomian nasional masih relatif stagnan. Hal ini terlihat dari keterbatasan pertumbuhan total penetrasi asuransi komersial, asuransi wajib, dan asuransi sosial, yang secara kolektif merupakan mayoritas industri perasuransian.

Sepanjang tahun 2020-2023, tingkat penetrasi asuransi meningkat 2,64 persen, masih relatif rendah dibandingkan berbagai negara lain. Misalnya, penetrasi asuransi komersial di Tanah Air sebesar 2,7 persen pada tahun 2022, lebih rendah dari rata-rata kawasan ASEAN yang tumbuh 4,7 persen.

Baca juga: AAUI menilai bisnis asuransi kendaraan bermotor masih tergolong stabil

“Berdasarkan gambaran pasar, jumlah penduduk Indonesia yang besar dan ekonomi yang terus berkembang, memberikan landasan kuat bagi pertumbuhan asuransi. Meskipun memiliki potensi, tingkat penetrasi asuransi umum di Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara sejawatnya di negara-negara ASEAN dan tentunya di antara negara-negara maju. Hal ini, masih memberikan peluang bagi perluasan pasar di Indonesia,” ungkap Budi.

“Oleh karena itu, diperlukan strategi pengembangan untuk mempercepat pertumbuhan industri asuransi,” kata Ketua AAUI.