Manado (ANTARA) - Enam negara di Kawasan Segitiga Karang bertekad untuk terus mendorong upaya-upaya memajukan pengelolaan Kawasan Konservasi Laut atau "Marine Protected Areas" (MPA).

"Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF) menyelenggarakan Pertukaran Regional Kawasan Konservasi Laut (MPA) ke-10 dan Pertemuan Kelompok Kerja Teknis MPA di Pusat CTI di Manado," kata Wakil Direktur Eksekutif untuk Program Services di Sekretariat Regional CTI-CFF, Christovel Rotinsulu, di Manado, Kamis.

Segitiga Karang dan CTI-CFF dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia. Kawasan ini mencakup 6 juta kilometer persegi lautan yang membentang di enam negara, meliputi Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon, dan Timor Leste.

Wilayah ini menjadi rumah bagi lebih dari 500 spesies karang pembentuk terumbu dan lebih dari 2.000 spesies ikan karang, menjadikannya salah satu wilayah laut dengan keanekaragaman hayati tertinggi di planet ini. Kawasan ini memiliki layanan ekosistem yang vital dan mendukung mata pencaharian lebih dari 120 juta orang.

Kawasan konservasi laut adalah sebuah landasan strategi CTI CFF dalam melindungi keanekaragaman hayati laut, mempromosikan mata pencaharian berkelanjutan, dan membangun ketahanan terumbu karang di seluruh wilayah.

Kawasan Konservasi Laut sangat penting dalam menangani tantangan global seperti kehilangan keanekaragaman hayati dan penangkapan ikan berlebihan.

Sebagai bagian dari Rencana Aksi Regional 2.0 (RPOA 2.0) CTi-CFF, inisiatif ini berkomitmen untuk memastikan pengelolaan MPA yang efektif melalui Sistem Kawasan Konservasi Laut Segitiga Karang (CTMPAS), yang mengklasifikasikan MPA menjadi empat kategori.

Selain itu, enam negara anggota CTI juga telah berkomitmen pada target global 30x30 yang bertujuan untuk melindungi setidaknya 30 persen wilayah laut pada tahun 2030, dengan tenggat waktu yang disesuaikan dengan kapasitas masing-masing negara.

“Ini menunjukkan komitmen kami yang tak tergoyahkan untuk memajukan konservasi laut dan pengelolaan berkelanjutan di Segitiga Karang,” kata Christovel.

"Melalui kerangka kerja CTMPAS dan kolaborasi dengan mitra seperti Proyek SOMACORE GIZ dan IUCN, kami terus meningkatkan efektivitas MPA, dengan lebih dari 104 wilayah laut di kawasan ini sudah berada di bawah perlindungan pada tahun 2024," ujarnya menambahkan.

Sementara Chair of CTI-CFF MPA Technical Working Group, Ahmad Sofiullah, mengatakan, kawasan konservasi laut di Indonesia seluas 29,3 juta hektare dari 97,3 juta hektar yang ditargetkan. Luasan kawasan konservasi laut Indonesia saat ini adalah yang terbesar dibandingkan dengan lima negara anggota CTI lainnya.

Di sisi lain, International Union for Conservation of Nature (IUCN) akan mendukung upaya negara-negara CTI meningkatkan standar konservasi.

"Indonesia sudah ada beberapa yang mengajukan aplikasi dan menunggu proses selanjutnya," kata IUCN Global Protected and Conserved Areas, Head Office in Switzerland, SOMACORE Project Manager, Siska Sihombing, menambahkan.

Baca juga: CTI-CFF: Enam negara secara kolektif bertekad jaga segitiga karang
Baca juga: Direktur CTI-CFF sebut nelayan perempuan berperan penting jaga pesisir