Pemerintah serukan kolaborasi pentahelix majukan wisata berkualitas
10 Oktober 2024 22:26 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno dalam sambutannya secara daring dalam ITO 2025 yang digelar di Jakarta, Kamis (10/10/2024). ANTARA/Sinta
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, menyerukan ke seluruh unsur pentahelix yakni akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan media (publikasi media) untuk berkolaborasi mengembangkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan.
Hal itu penting, kata dia, karena tren pariwisata saat ini terus mengarah pada wisata yang cenderung bersifat personalisasi (personalize), melokal (localize) dan berada pada ukuran yang relatif kecil (smaller in size).
“Saya mengapresiasi digelarnya Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2025 ini, dengan tema yang sesuai kondisi tren wisata saat ini termasuk mengintegrasikan teknologi digital,” kata Menparekraf dalam sambutannya secara daring di Jakarta, Kamis.
Menparekraf mengungkapkan performa kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia menunjukkan peningkatan positif di mana secara kumulatif sepanjang Januari hingga Agustus 2024 telah mencapai 9,09 juta atau atau naik 20,38 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Baca juga: Ridwan Kamil akan bangun Ciliwung dengan konsep Pentahelix
Sementara untuk wisatawan nasional (wisnas) secara kumulatif pada periode Januari - Agustus 2024, jumlah wisnas mencapai 5,99 juta.
Capaian itu naik 19,20 persen dibandingkan periode yang sama.
Kondisi peningkatan itu diprediksi akan terus terjadi seiring kebutuhan akan pariwisata berkelanjutan sebagai masa depan sektor pariwisata. Hal itu juga seiring dengan transformasi digital di dunia yang harus diadopsi oleh pelaku pariwisata tanah air.
Adapun berdasarkan dari laporan World Economic Forum (WEF) yang dirilis pada 21 Mei 2024 menunjukkan bahwa Indonesia masuk dalam 10 negara dengan kinerja TTDI terbaik sejak 2019 dengan peningkatan skor sebesar 4,5 persen.
“Indonesia kini berada di peringkat ke-22 dari 119 negara di atas Belgia, peringkat ke-6 di Asia-Pasifik, dan peringkat ke-2 di ASEAN. Keberhasilan itu merupakan hasil kolaborasi pentahelix seluruh stakeholders di sektor pariwisata,” tuturnya.
Baca juga: Disbudpar-Pentahelix Sumsel gotong royong bersihkan Monpera Palembang
Karena itu, lanjutnya, tidak ada kata tidak untuk mengadopsi teknologi Artificial Intelligence (AI) sebagai salah satu transformasi digital masa kini. Konsep ekonomi berkelanjutan yang mencakup Blue Economy, Green Economy, dan Circular Economy juga menjadi semakin relevan.
“Integrasi konsep Blue-Green-Circular Economy (BGCE) dengan teknologi AI dalam rangka mewujudkan pariwisata yang ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan sudah selayaknya dilakukan sejak dini," katanya.
Ketua Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwarparekraf) Pasha Yudha Ernowo, dalam sambutannya berharap diskusi dalam International Tourism Outlook (ITO) 2025 dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang konkret serta membangun sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
“Mari kita bersama-sama menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam pariwisata berkelanjutan dengan dukungan inovasi teknologi dan praktik ekonomi yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Hal itu penting, kata dia, karena tren pariwisata saat ini terus mengarah pada wisata yang cenderung bersifat personalisasi (personalize), melokal (localize) dan berada pada ukuran yang relatif kecil (smaller in size).
“Saya mengapresiasi digelarnya Indonesia Tourism Outlook (ITO) 2025 ini, dengan tema yang sesuai kondisi tren wisata saat ini termasuk mengintegrasikan teknologi digital,” kata Menparekraf dalam sambutannya secara daring di Jakarta, Kamis.
Menparekraf mengungkapkan performa kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia menunjukkan peningkatan positif di mana secara kumulatif sepanjang Januari hingga Agustus 2024 telah mencapai 9,09 juta atau atau naik 20,38 persen dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Baca juga: Ridwan Kamil akan bangun Ciliwung dengan konsep Pentahelix
Sementara untuk wisatawan nasional (wisnas) secara kumulatif pada periode Januari - Agustus 2024, jumlah wisnas mencapai 5,99 juta.
Capaian itu naik 19,20 persen dibandingkan periode yang sama.
Kondisi peningkatan itu diprediksi akan terus terjadi seiring kebutuhan akan pariwisata berkelanjutan sebagai masa depan sektor pariwisata. Hal itu juga seiring dengan transformasi digital di dunia yang harus diadopsi oleh pelaku pariwisata tanah air.
Adapun berdasarkan dari laporan World Economic Forum (WEF) yang dirilis pada 21 Mei 2024 menunjukkan bahwa Indonesia masuk dalam 10 negara dengan kinerja TTDI terbaik sejak 2019 dengan peningkatan skor sebesar 4,5 persen.
“Indonesia kini berada di peringkat ke-22 dari 119 negara di atas Belgia, peringkat ke-6 di Asia-Pasifik, dan peringkat ke-2 di ASEAN. Keberhasilan itu merupakan hasil kolaborasi pentahelix seluruh stakeholders di sektor pariwisata,” tuturnya.
Baca juga: Disbudpar-Pentahelix Sumsel gotong royong bersihkan Monpera Palembang
Karena itu, lanjutnya, tidak ada kata tidak untuk mengadopsi teknologi Artificial Intelligence (AI) sebagai salah satu transformasi digital masa kini. Konsep ekonomi berkelanjutan yang mencakup Blue Economy, Green Economy, dan Circular Economy juga menjadi semakin relevan.
“Integrasi konsep Blue-Green-Circular Economy (BGCE) dengan teknologi AI dalam rangka mewujudkan pariwisata yang ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan sudah selayaknya dilakukan sejak dini," katanya.
Ketua Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwarparekraf) Pasha Yudha Ernowo, dalam sambutannya berharap diskusi dalam International Tourism Outlook (ITO) 2025 dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang konkret serta membangun sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat.
“Mari kita bersama-sama menjadikan Indonesia sebagai pemimpin dalam pariwisata berkelanjutan dengan dukungan inovasi teknologi dan praktik ekonomi yang berkelanjutan,” pungkasnya.
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: