Presiden ingatkan Kementerian ESDM terus sederhanakan regulasi
10 Oktober 2024 22:13 WIB
Foto aerial Anjungan Central Plant Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Laut Jawa, Jawa Barat, Sabtu (17/8/2024). PHE ONWJ berhasil mencatatkan lifting minyak sebanyak 37,42 ribu barel setara minyak per hari pada Semester I 2024. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.
Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengingatkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk senantiasa menyederhanakan regulasi untuk mempermudah masuknya investasi.
Hal itu disampaikan Joko Widodo saat menghadiri acara Malam Puncak HUT Ke-79 Pertambangan dan Energi di Jakarta, Kamis malam.
"Yang berkaitan dengan regulasi. Ini juga hati-hati. Semua yang berkaitan dengan hal memakan waktu lama, berputar-putar dari meja 1, 2, 3, 4, 5, harus mulai disederhanakan agar investasi datang ke negara kita," kata Presiden.
Dengan masuknya investasi di sektor ESDM, maka kesempatan kerja akan terbuka dan eksplorasi meningkat, serta meningkatkan lifting minyak dan gas.
Baca juga: Jokowi: "Lifting" minyak seliter pun tidak boleh turun
Sebaliknya, tanpa penyederhanaan izin dan regulasi, Indonesia akan sulit bersaing dan berkompetisi dengan negara-negara lain.
"Karena sekali lagi saya sampaikan, ke depan negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat. Bukan negara besar mengalahkan negara kecil. Bukan negara kaya mengalahkan negara berkembang. Tapi negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat," ujar dia.
Hal itu disampaikan Joko Widodo saat menghadiri acara Malam Puncak HUT Ke-79 Pertambangan dan Energi di Jakarta, Kamis malam.
"Yang berkaitan dengan regulasi. Ini juga hati-hati. Semua yang berkaitan dengan hal memakan waktu lama, berputar-putar dari meja 1, 2, 3, 4, 5, harus mulai disederhanakan agar investasi datang ke negara kita," kata Presiden.
Dengan masuknya investasi di sektor ESDM, maka kesempatan kerja akan terbuka dan eksplorasi meningkat, serta meningkatkan lifting minyak dan gas.
Baca juga: Jokowi: "Lifting" minyak seliter pun tidak boleh turun
Sebaliknya, tanpa penyederhanaan izin dan regulasi, Indonesia akan sulit bersaing dan berkompetisi dengan negara-negara lain.
"Karena sekali lagi saya sampaikan, ke depan negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat. Bukan negara besar mengalahkan negara kecil. Bukan negara kaya mengalahkan negara berkembang. Tapi negara yang cepat akan mengalahkan negara yang lambat," ujar dia.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: