Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 400 koperasi di seluruh Indonesia telah berhasil bertransformasi menjadi koperasi modern melalui program modernisasi koperasi yang digulirkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM sejak 2020 hingga 2023.

Deputi Bidang Perkoperasian Kemenkop UKM Ahmad Zabadi, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis, mengatakan dari jumlah tersebut, 220 koperasi bergerak di sektor pangan, sementara 180 lainnya beroperasi di sektor non-pangan.

Kemenkop UKM menargetkan hingga akhir tahun 2024, sebanyak 500 koperasi akan bertransformasi menjadi koperasi modern.

Kemenkop UKM mendefinisikan koperasi modern sebagai koperasi yang memiliki tata kelola kelembagaan, bisnis dan keuangan yang baik dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota.

Setidaknya terdapat tujuh kriteria yang dipakai oleh Kemenkop UKM sebagai indikator koperasi modern, yaitu terhubung dengan offtaker, adopsi teknologi dan inovasi, akses terhadap sumber pembiayaan, kapasitas produksi besar, sinergi antar pihak, profesionalisme tata kelola dan manajemen, serta berbasis anggota dan nilai tambah yang tinggi.

Ahmad menuturkan program koperasi modern ini tidak hanya sekadar memodernisasi pengelolaan koperasi, tetapi juga bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani melalui program korporatisasi petani.

“Yaitu dengan menciptakan nilai tambah ekonomi bagi petani anggota koperasi, petani menjadi penyedia bahan baku, dan koperasi menjadi konsolidator dan agregator produk pertanian dengan mencari pasar atau offtaker,” ujarnya.

Dengan menciptakan ekosistem hulu-hilir yang kuat, petani anggota koperasi dapat memperoleh nilai tambah yang lebih besar dari hasil produksinya.

Koperasi Produsen Tani Hijau Makmur misalnya, berhasil mengelola produksi pisang dengan kapasitas yang sangat besar. Melalui kemitraan dengan perusahaan besar seperti PT Great Giant Pineapple, koperasi ini memiliki potensi untuk menembus pasar ekspor seperti Singapura, China, Jepang, Korea, dan Timur Tengah.

Sementara itu, Koperasi Ngawi Tani Mandiri telah berhasil mengelola usaha produksi beras dengan kapasitas mencapai 480 ribu ton per tahun, bermitra dengan 35 gabungan kelompok tani (gapoktan) di Kabupaten Ngawi.

Kemudian, Koperasi Konsumen Kopontren Rohmatul Ummah, yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Al Munawwir, berhasil mengembangkan produk perikanan dan pertanian dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 1.440 ton pakan ikan dan 1.800 ton fillet patin.

Selain itu, Kopontren tengah mengembangkan padi organik, dengan produk turunan berupa beras organik, pupuk cair organik, dan bibit padi organik.

Baca juga: KemenKopUKM dorong pendirian koperasi modern di tiap kabupaten/kota
Baca juga: Kemenkop UKM kirim tenaga pendamping untuk perkuat koperasi modern
Baca juga: Diskop UKM mewujudkan koperasi modern-profesional di Kepri