Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan kebijakan hilirisasi yang dicanangkan membuat dampak fluktuasi harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dunia semakin berkurang terhadap ekonomi nasional. Ia menjelaskan, ketergantungan ekonomi Indonesia terhadap fluktuasi harga minyak kelapa sawit tidak terlalu besar karena hilirisasi di sektor ini sudah dalam, sehingga membuat dampak dinamika pasar tidak terlalu signifikan.

Menperin di Jakarta, Kamis menyampaikan bahwa pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045, terus mengupayakan untuk memperkuat pengembangan beleid ini.

Menurutnya, pada komoditas kelapa sawit, perkembangan jumlah/jenis produk turunan yang dapat dihasilkan oleh industri dalam negeri meningkat dari 48 jenis di tahun 2011, menjadi sekitar 200 jenis di tahun 2024.

"Hal ini tentunya meningkatkan kompleksitas produk nasional secara signifikan. Di samping itu, Indonesia juga tercatat sebagai negara pertama yang mengimplementasikan B30 di dunia, dan akan terus kita tingkatkan menjadi B40, bahkan kita harapkan dapat mencapai B100 di masa yang akan datang," kata dia.

Lebih lanjut, dirinya menanggapi pemberitaan media nasional yang mengutip Chief Economist Bank Dunia untuk Kawasan Asia Pasifik Aaditya Mattoo, yang menyatakan bahwa dinamika kondisi ekonomi Indonesia masih sangat bergantung pada fluktuasi siklus harga komoditas dunia, khususnya batu bara dan minyak kelapa sawit.

Selain itu, disampaikan Menperin, pernyataan yang juga dikutip menyebut kebijakan restriksi impor masih cukup ketat untuk beberapa komoditas dan produk, sehingga menyebabkan sektor manufaktur Indonesia belum cukup kuat untuk menopang perekonomian ketika siklus harga komoditas melandai.

Menperin menyampaikan, hal tersebut juga kontradiktif, karena restriksi impor diterapkan sebagai affirmative action untuk melindungi industri dalam negeri.

“Restriksi impor tidak melulu salah, tapi kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah RI adalah pengetatan impor untuk barang-barang jadi. Kami tidak pernah mempunyai kebijakan merestriksi impor bahan baku karena penting sekali bagi industri dalam negeri dan juga meningkatkan daya saing," katanya

Menperin Agus menyatakan dari pengamatannya, laporan World Bank dimaksud tidak menyinggung soal fluktuasi harga komoditas dan kebijakan restriksi impor.

Justru menurutnya, hilirisasi yang dijalankan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo berhasil melepas ketergantungan ekonomi Indonesia dari gejolak harga komoditas dunia.

Hal ini dapat dilihat dari nilai ekspor kelapa sawit dan turunannya pada 2023 mencapai 28,45 miliar dolar AS atau meliputi 11,6 persen dari total ekspor nonmigas, dengan rasio ekspor bahan baku (CPO/CPKO) dengan produk olahan (processed palm oil) 10,25 persen dan 89,75 persen.

Baca juga: Wamentan minta Apkasindo genjot produktivitas capai 17 ton per hektar
Baca juga: BPDPKS antisipasi penurunan pendapatan di tengah anjloknya ekspor CPO
Baca juga: Kemendag: Harga CPO naik dipengaruhi peningkatan permintaan dari India