Jakarta (ANTARA) - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan presiden terpilih Prabowo Subianto yakni Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan, stasiun-stasiun kereta api di kawasan Jabodetabek dapat dibangun apartemen transit oriented development (TOD) yang akan terkoneksi dengan stasiun-stasiun tersebut.


"Yang harus diutamakan adalah rakyat kecil, jangan kelas menengah atas. Maka dari itu sarana publik seperti kereta api itu harus untuk rakyat kecil, itu sudah perintah. Saya ditugaskan untuk bertemu direksi PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI dan Menteri BUMN Bapak Erick Thohir sudah mengetahui hal tersebut, ada 27 stasiun kereta api di daerah Jabodetabek, saat ini ada empat stasiun yang sedang dibangun namanya TOD dan terdapat 23 stasiun lagi yang masih belum. Ini salah satunya adalah Stasiun Manggarai," ujar Hashim di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, di Stasiun Manggarai kemungkinan bisa dibangun apartemen TOD dengan jumlah lantai sekitar 20 atau 40 lantai.

"Di situ kita mungkin bisa bangun 20, 30, 40 (lantai)," katanya.

Pembangunan apartemen TOD yang terkoneksi dengan stasiun kereta api di wilayah Jabodetabek bukanlah program baru.

Hashim juga menyampaikan bahwa Ridwan Kamil akan memberikan masukan terkait apartemen TOD yang terkoneksi stasiun kereta api di Jabodetabek.

"Bapak Ridwan Kamil arsitek, dia mau kasih masukan," katanya.

Sebagai informasi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkapkan Transit Oriented Development (TOD) dapat menjadi solusi terhadap permasalahan urbanisasi yang pesat.

Kementerian PUPR optimistis pihak swasta dapat saling berkolaborasi dalam memberikan bantuan Perumahan berbasis TOD, sehingga meningkatkan kualitas kehidupan bagi masyarakat dengan lingkungannya, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta memastikan akses terhadap perumahan yang terjangkau bagi semua, khususnya segmen berpendapatan rendah dan menengah.

Dengan semakin terintegrasi transportasi di Jabodetabek, membuka peluang untuk membangun perumahan berorientasi transit, sehingga terbentuk pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.

Fenomena urban sprawl di beberapa kota besar Indonesia menyebabkan adanya perkembangan permukiman penduduk yang sebagian penduduknya memiliki beberapa aktivitas di kota.

Hal ini tentunya akan menambah permasalahan mobilitas di kota seperti meningkatnya kemacetan, terlebih jika kota tidak menyediakan fasilitas transportasi umum yang berdampak pada ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi dalam melakukan perpindahan atau mobilitas.

Oleh sebab itu, diperlukan adanya penerapan konsep Transit Oriented Development (TOD) guna mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan mewujudkan optimalisasi penggunaan transportasi umum.

TOD merupakan konsep pengembangan ataupun pembangunan kota dengan memaksimalkan penggunaan lahan yang terintegrasi serta mempromosikan penggunaan angkutan umum massal berbasis rel dan gaya hidup sehat, seperti berjalan kaki dan bersepeda.