Jakarta (ANTARA) -
Pikiran anak-anak sangat rentan dan fleksibel sehingga kurangnya fokus pada kesejahteraan emosional dan sosial anak dapat menyebabkan persepsi yang keliru tentang diri mereka sendiri dan dunia.

Ditulis laman Hindustan Times, Kamis, Sitender Sehrawat, Pengusaha Sosial & Pemandu Meditasi yang membantu individu mengatasi kesepian mengatakan anak-anak harus diajari bahwa emosi seperti stres, kecemasan, ketakutan, dan keberanian adalah mekanisme alami untuk membantu mereka menjalani hidup.

"Pengembangan emosi, seperti halnya akademis, harus berkelanjutan dan terintegrasi dalam pembelajaran mereka," katanya.
Sehrawat mengatakan membangun fondasi kesadaran emosional dan kesadaran diri yang kuat sangat penting bagi anak-anak untuk tumbuh menjadi individu yang utuh. Diperlukan upaya kolaboratif dari orang tua, sekolah dan lingkungan anak untuk mengembangkan secara holistik.

Baca juga: Orang tua harus siap mental dalam merawat anak dengan penyakit kritis

Baca juga: Studi AASH tunjukkan kesehatan mental ibu pengaruhi perkembangan anak


Pelatihan emosional tidak dapat ditunda hingga masalah muncul, dan meningkatkan kecerdasan emosional anak harus dimulai sejak dini, dengan cara yang sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Selain itu, aktivitas luar ruangan juga membangkitkan kapasitas fisik dan mental anak.
Dr. Kedar Tilwe, Konsultan Psikiater, Rumah Sakit Fortis Hiranandani, Vashi mengatakan selain membantu anak menikmati dan bersantai, hal ini juga menawarkan alternatif yang bagus untuk detoksifikasi digital.

"Aktivitas luar ruangan memiliki manfaat mental dan fisik langsung bagi anak dan merupakan bagian penting dari tumbuh kembangnya. Selain itu, seorang anak juga dapat meningkatkan pembelajaran sosialnya dengan lebih memperhatikan etiket dan interaksi selama bermain di luar ruangan," jelas Tilwe.

Kecerdasan emosional juga bisa dibangun dengan membiarkan anak mengekspresikan perasaannya dalam suasana santai dan ramah.

Membiarkan mereka menggunakan zona aman tanpa kritik untuk mengekspresikan perasaan dan emosi mereka juga akan membantu mereka mengatur emosi dan perasaan dengan lebih baik.
"Untuk mendorong keterbukaan, kuncinya adalah menciptakan lingkungan yang tidak mengancam dan bebas dari rasa takut atau tekanan. Membuat anak-anak tertawa dan bersenang-senang adalah cara yang bagus untuk meruntuhkan hambatan,” kata Sehrawat.

Sementara itu, Tilwe menjelaskan salah satu yang harus diajarkan agar anak memahami mekanisme penanganan yang membantu kesehatan mental adalah dengan mengajarkan tanggung jawab dalam hal menavigasi media sosial.

"Ini dapat mencakup menunjukkan kepada mereka cara memahami 'umpan' di media sosial secara kritis dan menghindari doom scrolling serta langkah-langkah keamanan untuk memastikan bahwa mereka tidak rentan terhadap penipuan atau bahaya daring apa pun," kata Tilwe.

Baca juga: Ucapan positif dapat bangun kesehatan mental anak

Baca juga: Pemeriksaan mental dini jadi prioritas perkembangan anak di China

Baca juga: KemenPPPA: Hindari pacaran pada usia anak guna jaga kesehatan mental