Solo, Jawa Tengah (ANTARA) - Muhammad Fadli Immammudin, atlet para-balap sepeda Indonesia, belum memikirkan pensiun dari cabang olahraga yang ditekuninya sejak kaki kirinya diamputasi itu meski usianya sudah menginjak 40 tahun.

"Olahraga disabilitas ini agak unik memang. Selama saya bisa terus bisa mengasah performa, umur hanyalah angka," ujar Fadli di Velodrom Manahan, Solo, Rabu.

Menurut pria yang tampil di para-balap sepeda Paralimpiade 2020 dan 2024 itu, dirinya terinspirasi dengan atlet-atlet para-balap sepeda Eropa yang masih aktif di usia lebih dari 40 tahun.

Fadli pun menegaskan dirinya masih mengincar satu tempat di beberapa kejuaraan internasional seperti ASEAN Para Games 2026, Asian Para Games tahun 2026 dan Paralimpiade 2028.

Bukan cuma itu, dia pun ingin berkompetisi di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2028.

"Namun sekarang saya di tahap menikmati saja. Anggap saja latihan yang dibayar," tutur Fadli.

Baca juga: Fadli Immammudin: Peparnas 2024 momentum galakkan para-balap sepeda

Pada prinsipnya, dia menekankan, dirinya tidak akan meninggalkan olahraga khususnya balap sepeda sampai kapan pun.

"Bagi saya, sepeda itu hobi dan prestasi," kata Fadli.

Meski belum memikirkan pensiun dari para-balap sepeda, Fadli sudah memiliki rencana jika suatu saat dirinya tidak lagi aktif bertanding dari turnamen ke turnamen.

Fadli menyebut di masa depan dia mau fokus menjadi pelatih balap sepeda motor di sekolah balap yang didirikannya, 43 Racing School.

Saat ini, pria yang lahir di Kabupaten Bogor itu mengaku belum intens terlibat di sekolah balapnya karena masih sibuk dengan latihan dan kejuaraan-kejuaraan para-balap sepeda.

"Bagaimana pun, dasar saya adalah balap motor," ujar Fadli.

Muhammad Fadli Immammuddin merupakan atlet para-balap sepeda Indonesia yang sudah malang melintang di banyak kejuaraan dunia para-balap sepeda sejak tahun 2017.

Dengan semua kiprahnya, Fadli berhak tampil di Paralimpiade 2020 dan 2024 meski belum pernah mendapatkan medali.

Fadli sendiri awalnya merupakan pembalap sepeda motor yang sempat tampil di Moto2 pada tahun 2013. Akan tetapi, satu kecelakaan di Sirkuit Sentul, Bogor, pada kompetisi ARRC kelas Supersport 600, membuat kakinya terluka berat dan harus diamputasi. Sejak saat itulah dia terjun ke dunia para-balap sepeda.


Baca juga: Peparnas jadi ajang cari penerus Fadli Immammuddin

Baca juga: Puluhan murid SD antusias lihat lomba para-balap sepeda Peparnas 2024