Jakarta (ANTARA) - Mengelola pengeluaran keluarga dengan gaji Rp10 juta per bulan sering kali menjadi tantangan bagi banyak keluarga.

Apalagi dengan kenaikan harga kebutuhan pokok, biaya pendidikan, dan berbagai kebutuhan lainnya, tanpa perencanaan keuangan yang baik, gaji tersebut bisa terasa kurang mencukupi.

Namun, dengan perencanaan anggaran yang baik, jangankan kebutuhan sehari-hari, ruang untuk menabung dan berinvestasi untuk masa depan pun dapat terpenuhi.

Kota besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Bandung memiliki biaya hidup yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kota-kota kecil atau daerah pedesaan.

Kenaikan harga sering kali membuat gaji sebesar Rp10 juta terasa tidak cukup jika tidak dikelola dengan baik. Lalu, bagaimana cara untuk mengelola pengeluaran dengan gaji Rp10 juta dalam sebulan agar efisien?

Berikut ini beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk mengelola pengeluaran keluarga di kota besar dengan pendapatan sebesar Rp10 juta per bulan.

1. Membuat anggaran bulanan

Langkah pertama dalam mengelola keuangan keluarga adalah membuat anggaran bulanan yang jelas bersama pasangan Anda. Anggaran ini berfungsi sebagai pemandu dalam mengalokasikan penghasilan untuk kebutuhan yang berbeda. Misalnya, gaji Rp10 juta bisa dibagi dengan rincian berikut:

Kebutuhan pokok (50%): Rp5 juta

Alokasikan separuh penghasilan untuk kebutuhan dasar seperti makanan, transportasi, tagihan listrik, air, internet, dan lain-lain. Buat daftar pengeluaran yang pasti muncul setiap bulan dan pastikan totalnya tidak melebihi 50% dari gaji.

Tabungan dan investasi (20%): Rp2 juta

Sisihkan minimal 20% dari penghasilan untuk tabungan jangka panjang dan investasi. Hal ini bisa digunakan untuk dana darurat, pendidikan anak, dan persiapan pensiun. Pilih produk tabungan yang menawarkan bunga kompetitif atau investasi yang sesuai dengan profil risiko Anda.

Hiburan dan gaya hidup (20%): Rp2 juta

Alokasi ini digunakan untuk kebutuhan sekunder seperti rekreasi, makan di luar, atau belanja keperluan tambahan. Berikan batasan agar pengeluaran untuk hiburan tidak berlebihan.

Asuransi dan kesehatan (10%): Rp1 juta

Asuransi kesehatan sangat penting untuk melindungi keuangan keluarga dari risiko tak terduga. Selain asuransi, dana ini juga bisa digunakan untuk biaya rutin perawatan kesehatan.

2. Mengontrol pengeluaran transportasi

Di kota besar, biaya transportasi bisa menjadi salah satu pengeluaran terbesar. Jika Anda tinggal di kota dengan tingkat kemacetan yang tinggi, penggunaan kendaraan pribadi seperti mobil atau motor sering kali memakan biaya lebih besar, terutama untuk bahan bakar, parkir, dan perawatan kendaraan.

Untuk menghemat pengeluaran transportasi, pertimbangkan untuk menggunakan transportasi umum seperti bus, kereta, atau layanan transportasi online.

Kota-kota besar saat ini sudah banyak yang menyediakan layanan transportasi umum yang cukup baik dan terjangkau. Selain lebih hemat, menggunakan transportasi umum juga bisa mengurangi stres akibat macet.

3. Miliki minimal 2 rekening

Memiliki setidaknya dua rekening tabungan sering kali dianggap tidak perlu, terutama ketika satu rekening saja sudah terasa sulit untuk diisi.

Namun, memiliki lebih dari satu rekening sebenarnya dapat membantu Anda menghindari kekurangan dana di tengah bulan.

Ini disebabkan oleh pembagian pendapatan ke dalam dua rekening yang berbeda, satu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, dan yang lainnya untuk tabungan. Tujuan dari pembagian ini adalah untuk memisahkan uang yang dialokasikan sebagai tabungan dari dana untuk kebutuhan primer, sehingga Anda tidak tergoda untuk menghabiskan uang yang sebenarnya dialokasikan untuk menabung.

Dengan menggunakan rekening utama hanya untuk keperluan harian, sementara rekening lainnya difokuskan sebagai tabungan, Anda dapat lebih bijak dalam mengelola keuangan.


4. Mencatat setiap pengeluaran

Agar bisa mengelola keuangan dengan baik, Anda harus mengetahui ke mana uang Anda mengalir setiap bulannya. Sering kali, pengeluaran kecil yang tidak disadari bisa menguras anggaran secara perlahan.

Oleh karena itu, penting untuk selalu mencatat setiap pengeluaran, sekecil apa pun. Saat ini, sudah banyak aplikasi keuangan yang bisa membantu Anda mencatat pengeluaran dengan mudah.

Dengan mencatat semua pengeluaran, Anda bisa mengevaluasi mana pengeluaran yang penting dan mana yang bisa dikurangi. Ini juga membantu Anda dalam membuat keputusan keuangan yang lebih bijak di bulan-bulan berikutnya.

5. Memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan

Dalam pengelolaan keuangan, penting untuk memisahkan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah hal-hal yang wajib dipenuhi, seperti makan, tempat tinggal, dan transportasi.

Sementara keinginan adalah hal-hal yang lebih bersifat sekunder atau hiburan, seperti membeli pakaian baru, gadget, atau makan di restoran mahal.

Dengan memprioritaskan kebutuhan, Anda bisa memastikan bahwa pengeluaran utama keluarga sudah tercukupi sebelum mengeluarkan uang untuk keinginan yang bersifat sementara.

Jika ada sisa dari alokasi hiburan, barulah Anda bisa mempertimbangkan untuk memenuhi beberapa keinginan yang tidak mendesak.

6. Menerapkan pola hidup hemat

Menerapkan pola hidup hemat bukan berarti mengorbankan kualitas hidup. Pola hidup hemat bisa diartikan sebagai membuat keputusan keuangan yang lebih bijak.

Misalnya, Anda bisa memilih untuk belanja di pasar tradisional yang lebih murah dibandingkan supermarket, atau membeli barang-barang kebutuhan rumah tangga saat ada diskon.

Selain itu, pola hidup hemat juga bisa diterapkan dalam penggunaan energi di rumah, seperti mematikan lampu saat tidak digunakan, menggunakan alat listrik yang hemat energi, atau beralih ke transportasi umum untuk menghemat biaya bahan bakar.

7. Menyiapkan dana darurat

Dana darurat merupakan salah satu aspek penting dalam perencanaan keuangan keluarga. Idealnya, Anda perlu memiliki dana darurat sebesar 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan. Dana ini akan sangat membantu dalam situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau kebutuhan mendesak lainnya.

Anda bisa mulai menabung dana darurat dari alokasi 20% yang telah disiapkan untuk tabungan dan investasi. Dengan dana darurat yang mencukupi, Anda bisa lebih tenang dalam menghadapi situasi darurat tanpa harus mengganggu keuangan keluarga sehari-hari.

8. Minimalisir penggunaan kartu kredit

Jika Anda menggunakan kartu kredit, pastikan untuk selalu menggunakannya dengan bijak. Hindari penggunaan kartu kredit untuk membeli barang yang sebenarnya tidak diperlukan, dan pastikan untuk selalu membayar tagihan tepat waktu agar tidak terkena bunga tinggi.

Kartu kredit bisa menjadi alat yang bermanfaat jika digunakan dengan baik, tetapi bisa menjadi beban jika digunakan sembarangan. Batasi penggunaan kartu kredit hanya untuk kebutuhan mendesak atau pembelian yang sudah direncanakan dengan matang.

9. Biaya properti

Di kota besar, biaya tempat tinggal merupakan salah satu pengeluaran terbesar. Jika Anda masih menyewa tempat tinggal, pertimbangkan untuk mencari hunian yang lebih sesuai dengan anggaran.

Memiliki rumah sendiri memang menjadi impian banyak orang, tetapi harga properti di kota besar sering kali sangat tinggi.

Jika membeli rumah belum memungkinkan, pastikan harga sewa tempat tinggal Anda tidak memakan lebih dari 30% dari gaji bulanan.

Untuk jangka panjang, investasi dalam properti bisa menjadi solusi, tetapi perlu diperhitungkan dengan matang, termasuk uang muka dan cicilan.

Cari alternatif hunian yang lebih terjangkau seperti apartemen kecil atau rumah di pinggiran kota dengan akses transportasi yang mudah.

10. Evaluasi pengeluaran secara berkala

​​​​​​Lakukan evaluasi setiap akhir bulan bersama pasangan Anda untuk meninjau pengeluaran rumah tangga.

Periksa, apakah ada pos yang masih bisa dikurangi atau apakah ada pengeluaran yang melebihi anggaran. Evaluasi ini akan membantu Anda menjadi lebih disiplin dan lebih bijak dalam mengelola pengeluaran di bulan berikutnya.

Mengelola gaji Rp10 juta untuk keluarga di kota besar memang menuntut perencanaan yang disiplin. Dengan membuat anggaran yang realistis, menyesuaikan gaya hidup, dan mengontrol pengeluaran, kebutuhan keluarga bisa terpenuhi tanpa harus merasa kekurangan.

Selain itu, penting untuk selalu menyisihkan sebagian pendapatan untuk tabungan, investasi, dan dana darurat agar keuangan keluarga tetap stabil dan terjamin di masa depan.

Baca juga: Memahami tata kelola uang negara

Baca juga: 9 cara tepat atur keuangan gaji 5 juta secara efektif

Baca juga: Gaji Rp3 juta, ini cara tepat atur keuangan keluarga