BNPB tanam 6.000 batang mangrove di Aceh upaya jaga ekosistem pesisir
9 Oktober 2024 20:46 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto (kanan) melakukan penanaman mangrove di kawasan pantai Ulee Lheu Banda Aceh, Aceh, Rabu (9/10/2024). (ANTARA/Khalis Surry)
Banda Aceh (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan penanaman sebanyak 6.000 batang mangrove di pesisir pantai Ulee Lheu, Banda Aceh, dalam rangkaian peringatan bulan pengurangan risiko bencana (PRB), sebagai salah satu upaya untuk merehabilitasi lingkungan sekaligus menjaga ekosistem pesisir.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Banda Aceh, Rabu, mengatakan pengurangan risiko bencana memang harus dimulai ketikan sebelum terjadi bencana yakni pada fase mitigasi atau pencegahan, salah satunya wujudnya melalui penanaman mangrove.
“Secara simbolis ditanam beberapa ratus batang, dalam kegiatan ini ada 6.000 batang, tentunya ini tidak cukup, tapi paling tidak memberi contoh kepada masyarakat supaya kita selamat terhadap bencana, maka kita harus memelihara lingkungan,” katanya.
Penanaman mangrove itu turut dihadiri Pj Gubernur Aceh Safrizal, para deputi dan direktur jajaran BNPB sekaligus melibatkan prajurit TNI, komunitas, organisasi sosial, serta masyarakat di provinsi paling barat Indonesia itu.
Suharyanto menjelaskan bahwa tentunya penanaman pohon ini dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo kepada BNPB yang menekankan bahwa kehebatan penanggulangan bencana bukan aksi pada saat terjadi bencana, tetapi pada fase pencegahan.
Maka, lanjut dia, upaya pada fase pencegahan atau mitigasi paling tepat adalah melaksanakan pemeliharaan lingkungan, salah satunya melalui penanaman pohon, baik pohon keras maupun tanaman seperti mangrove.
“Seperti di Aceh ini relatif berada di pinggir pantai, maka penahan alam paling bagus adalah mangrove, sesuai hasil penelitian ahli,” katanya.
Tanaman mangrove yang tumbuh dengan baik dinilai mampu menjadi penahan dalam meminimalisir dampak risiko bencana serta juga mampu menjaga ekosistem laut dan pesisir dari bencana.
“Secara ekonomis juga sangat bagus, apabila vegetasi tumbuh secara bagus. Apalagi sekarang ada perdagangan karbon, itu sangat luar biasa. Indonesia yang luas, dan hampir daratan ditumbuhi dengan hutan dan mangrove, ini menjadi investasi di masa depan,” ujarnya.
Baca juga: Rehabilitasi mangrove, andalan program konservasiAstraAgro di Aceh
Baca juga: Pelajar tanam 1.000 pohon manggrove di pesisir Aceh Tamiang
Baca juga: KASAD tanam 64.500 bibit mangrove di Aceh
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Banda Aceh, Rabu, mengatakan pengurangan risiko bencana memang harus dimulai ketikan sebelum terjadi bencana yakni pada fase mitigasi atau pencegahan, salah satunya wujudnya melalui penanaman mangrove.
“Secara simbolis ditanam beberapa ratus batang, dalam kegiatan ini ada 6.000 batang, tentunya ini tidak cukup, tapi paling tidak memberi contoh kepada masyarakat supaya kita selamat terhadap bencana, maka kita harus memelihara lingkungan,” katanya.
Penanaman mangrove itu turut dihadiri Pj Gubernur Aceh Safrizal, para deputi dan direktur jajaran BNPB sekaligus melibatkan prajurit TNI, komunitas, organisasi sosial, serta masyarakat di provinsi paling barat Indonesia itu.
Suharyanto menjelaskan bahwa tentunya penanaman pohon ini dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo kepada BNPB yang menekankan bahwa kehebatan penanggulangan bencana bukan aksi pada saat terjadi bencana, tetapi pada fase pencegahan.
Maka, lanjut dia, upaya pada fase pencegahan atau mitigasi paling tepat adalah melaksanakan pemeliharaan lingkungan, salah satunya melalui penanaman pohon, baik pohon keras maupun tanaman seperti mangrove.
“Seperti di Aceh ini relatif berada di pinggir pantai, maka penahan alam paling bagus adalah mangrove, sesuai hasil penelitian ahli,” katanya.
Tanaman mangrove yang tumbuh dengan baik dinilai mampu menjadi penahan dalam meminimalisir dampak risiko bencana serta juga mampu menjaga ekosistem laut dan pesisir dari bencana.
“Secara ekonomis juga sangat bagus, apabila vegetasi tumbuh secara bagus. Apalagi sekarang ada perdagangan karbon, itu sangat luar biasa. Indonesia yang luas, dan hampir daratan ditumbuhi dengan hutan dan mangrove, ini menjadi investasi di masa depan,” ujarnya.
Baca juga: Rehabilitasi mangrove, andalan program konservasiAstraAgro di Aceh
Baca juga: Pelajar tanam 1.000 pohon manggrove di pesisir Aceh Tamiang
Baca juga: KASAD tanam 64.500 bibit mangrove di Aceh
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024
Tags: