Pertamina-ITS edukasi Gen Z seimbangkan ambisi dan kesehatan mental
9 Oktober 2024 20:39 WIB
VP Business Support, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa Dr. Mira Tripuspita S. Psi., M. Comm (HRM) saat acara "Gen Z: Ambisi vs Kesehatan Mental" di kampus ITS, Rabu (9/10/2024). (ANTARA/HO-Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa)
Surabaya (ANTARA) - Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya bekerja sama melakukan edukasi terhadap Generasi Z (Gen Z) untuk menyeimbangkan ambisi dan kesehatan mental.
VP Business Support, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa Mira Tripuspita di kampus ITS, Rabu, mengatakan Gen Z dikenal sebagai generasi stroberi (buah merah yang cantik, tapi rapuh), yang sangat sensitif dengan tekanan dunia luar, menganggap kesehatan mental dan keseimbangan kerja-hidup sehari-hari sebagai prioritas utama.
Baca juga: Gen Z diajak manfaatkan medsos sebarkan museum sebagai ruang publik
"Mereka bahkan terbiasa melakukan self diagnosed yang tidak pernah dilakukan oleh generasi sebelumnya," tutur Mira Tripuspita yang juga seorang psikolog klinis dalam acara "Gen Z: Ambisi vs Kesehatan Mental".
Menurut Mira, seringkali Gen Z berpikir kurang jauh. Punya ambisi untuk memiliki rumah, misalnya, tapi enggan melakukan investasi. Mayoritas Gen Z berperilaku konsumtif, rutin menyambangi warung kopi untuk nongkrong.
Ada pula wishlist negara yang wajib dikunjungi. Bahkan, menurut penelitian, 75 persen Gen Z sudah memiliki setidaknya satu tiket konser untuk enam bulan ke depan. Semua dengan alasan demi healing, merilis stres.
Konsep FOMO (Fear of Missing Out/ketakutan akan ketertinggalan), YOLO (You Only Live Once/ hidup hanya sekali), dan FOPO (Fear of People Opinion/ketakutan terhadap pendapat orang lain) mendukung seluruh ambisi itu.
Belum lagi desakan media sosial yang dikonsumsi setiap waktu. Pesan dari influencer menjadi kiblat dalam mengambil keputusan, termasuk ajakan menjadi diri sendiri dan apa adanya dalam proses melamar pekerjaan.
"Oke banget punya ambisi, tapi perlu check-in dengan realitas untuk menghindari stres. Fokus pada apa yang bisa kita kendalikan,” pesan Mira.
Baca juga: Survei sebut medsos pengaruhi pilihan wisata pelancong Gen Z Taiwan
Baca juga: IKN disebut akan jadi kota masa depan bagi gen Z dan milenial
Deretan karakter itu diungkap Mira dalam diskusi interaktif dengan mahasiswa. Kesempatan ini menjadi momen berharga bagi mahasiswa ITS lintas jurusan. Sebab, Mira sekaligus membuka tips untuk bisa bekerja di Pertamina.
"PK minimal 3. Nggak usah berlebihan atau sampai stres. Pahami betul terkait perusahaan yang dilamar, mampu berkomunikasi baik, memiliki adab, keinginan kuat atau ketertarikan tinggi untuk bekerja di perusahaan, dan punya kompetensi yang menunjang posisi," ujarnya.
Pada 2023, tercatat ada 36 ribu pendaftar di Pertamina Hulu Energi, anak perusahaan Pertamina yang mengelola sektor hulu migas. Hanya 100 pelamar yang berhasil lolos.
VP Business Support, Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa Mira Tripuspita di kampus ITS, Rabu, mengatakan Gen Z dikenal sebagai generasi stroberi (buah merah yang cantik, tapi rapuh), yang sangat sensitif dengan tekanan dunia luar, menganggap kesehatan mental dan keseimbangan kerja-hidup sehari-hari sebagai prioritas utama.
Baca juga: Gen Z diajak manfaatkan medsos sebarkan museum sebagai ruang publik
"Mereka bahkan terbiasa melakukan self diagnosed yang tidak pernah dilakukan oleh generasi sebelumnya," tutur Mira Tripuspita yang juga seorang psikolog klinis dalam acara "Gen Z: Ambisi vs Kesehatan Mental".
Menurut Mira, seringkali Gen Z berpikir kurang jauh. Punya ambisi untuk memiliki rumah, misalnya, tapi enggan melakukan investasi. Mayoritas Gen Z berperilaku konsumtif, rutin menyambangi warung kopi untuk nongkrong.
Ada pula wishlist negara yang wajib dikunjungi. Bahkan, menurut penelitian, 75 persen Gen Z sudah memiliki setidaknya satu tiket konser untuk enam bulan ke depan. Semua dengan alasan demi healing, merilis stres.
Konsep FOMO (Fear of Missing Out/ketakutan akan ketertinggalan), YOLO (You Only Live Once/ hidup hanya sekali), dan FOPO (Fear of People Opinion/ketakutan terhadap pendapat orang lain) mendukung seluruh ambisi itu.
Belum lagi desakan media sosial yang dikonsumsi setiap waktu. Pesan dari influencer menjadi kiblat dalam mengambil keputusan, termasuk ajakan menjadi diri sendiri dan apa adanya dalam proses melamar pekerjaan.
"Oke banget punya ambisi, tapi perlu check-in dengan realitas untuk menghindari stres. Fokus pada apa yang bisa kita kendalikan,” pesan Mira.
Baca juga: Survei sebut medsos pengaruhi pilihan wisata pelancong Gen Z Taiwan
Baca juga: IKN disebut akan jadi kota masa depan bagi gen Z dan milenial
Deretan karakter itu diungkap Mira dalam diskusi interaktif dengan mahasiswa. Kesempatan ini menjadi momen berharga bagi mahasiswa ITS lintas jurusan. Sebab, Mira sekaligus membuka tips untuk bisa bekerja di Pertamina.
"PK minimal 3. Nggak usah berlebihan atau sampai stres. Pahami betul terkait perusahaan yang dilamar, mampu berkomunikasi baik, memiliki adab, keinginan kuat atau ketertarikan tinggi untuk bekerja di perusahaan, dan punya kompetensi yang menunjang posisi," ujarnya.
Pada 2023, tercatat ada 36 ribu pendaftar di Pertamina Hulu Energi, anak perusahaan Pertamina yang mengelola sektor hulu migas. Hanya 100 pelamar yang berhasil lolos.
Pewarta: Willi Irawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024
Tags: