Sekjen PDIP bangga banyak mahasiswa asal Papua kuliah di STIPAN
9 Oktober 2024 18:28 WIB
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto saat memberikan kuliah umum yang bertajuk ‘Wawasan Kebangsaan’ di Aula Kampus STIPAN, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (8/10/2024). (ANTARA/HO-PDIP)
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan pihaknya merasa sangat bangga dengan banyaknya mahasiswa asal Papua yang menempuh pendidikan S1 dan S2 di Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIPAN).
Hal itu disampaikan Hasto saat memberikan kuliah umum yang bertajuk ‘Wawasan Kebangsaan’ di Aula Kampus STIPAN, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (8/10).
“Saya sangat bangga banyak yang berasal dari Papua. Ini suatu kehormatan bagi saya bisa berada di STIPAN ini apalagi memiliki rekam jejak sejarah dengan Ibu Megawati,” kata Hasto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Apalagi, Hasto menyebut bahwa STIPAN juga memiliki rekam jejak sejarah yang dekat dengan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Politisi asal Yogyakarta ini pun mengulas perjalanan Megawati yang harus menerima kenyataan tidak bisa melanjutkan pendidikan pasca peristiwa politik.
Padahal, sambung dia, Megawati pernah bercerita ketika Bung Karno di zaman kolonial Belanda justru diberikan kesempatan oleh profesornya menyelesaikan pendidikannya.
“Beliau ini sosok pemimpin yang peristiwa politik pada tahun 1965 tidak boleh melanjutkan sekolah, jadi keluarga-keluarga Bung Karno hampir semua tidak boleh melanjutkan sekolah. Sehingga di dalam perenungan kritisnya, Ibu Mega mengatakan ‘zaman bapak saya dulu ketika dijajah oleh pemerintahan kolonial Belanda, dipanggil oleh Prof-nya, dikatakan kamu boleh menjadi inlander yang menggelorakan revolusi kemerdekaan Indonesia, tetapi kamu harus selesaikan sekolahnya dulu’,” jelas Hasto.
“Tapi justru negara (Indonesia) yang berhasil dibangun oleh Bung Karno, negara berhasil dimerdekakan tiba-tiba, anak-anak bangsa, putra-putri beliau tidak boleh melanjutkan sekolah,” lanjutnya.
Hasto juga menceritakan bahwa Megawati menyampaikan hal itu langsung kepada Bung Karno, soal dirinya tidak bisa melanjutkan pendidikan. Tetapi, Bung Karno kala itu memberikan penguatan kepada Megawati agar tetap tabah.
“Ketika Bu Mega menyampaikan kabar kepada Bung Karno, dia tidak diizinkan sekolah karena keyakinan di dalam politik, Bung Karno hanya menepuk pundak Ibu Mega dan mengatakan, ‘kamu adalah anak Bung Karno’,” ujar Hasto.
Mendengar cerita Megawati itu, Hasto pun teringat bagaimana Ibnu Kaldun menuturkan 'ketika seseorang tidak boleh mendapatkan pendidikan secara formal, maka alam lah yang akan mendidiknya’.
“Maka Bu Mega pun mengalami proses suatu dialektika kehidupan luar biasa, sampai saat ini tercatat sekitar 13 gelar doktor dan profesor kehormatan,” pungkasnya.
Baca juga: Sekjen PDIP Hasto sebut kedatangan Paus sebagai anugerah
Baca juga: PDIP: Buku Merah Bung Karno pedoman rakyat lawan ketidakadilan
Baca juga: Hasto sebut pertemuan dengan Prabowo kewenangan strategis Megawati
Hal itu disampaikan Hasto saat memberikan kuliah umum yang bertajuk ‘Wawasan Kebangsaan’ di Aula Kampus STIPAN, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (8/10).
“Saya sangat bangga banyak yang berasal dari Papua. Ini suatu kehormatan bagi saya bisa berada di STIPAN ini apalagi memiliki rekam jejak sejarah dengan Ibu Megawati,” kata Hasto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Apalagi, Hasto menyebut bahwa STIPAN juga memiliki rekam jejak sejarah yang dekat dengan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Politisi asal Yogyakarta ini pun mengulas perjalanan Megawati yang harus menerima kenyataan tidak bisa melanjutkan pendidikan pasca peristiwa politik.
Padahal, sambung dia, Megawati pernah bercerita ketika Bung Karno di zaman kolonial Belanda justru diberikan kesempatan oleh profesornya menyelesaikan pendidikannya.
“Beliau ini sosok pemimpin yang peristiwa politik pada tahun 1965 tidak boleh melanjutkan sekolah, jadi keluarga-keluarga Bung Karno hampir semua tidak boleh melanjutkan sekolah. Sehingga di dalam perenungan kritisnya, Ibu Mega mengatakan ‘zaman bapak saya dulu ketika dijajah oleh pemerintahan kolonial Belanda, dipanggil oleh Prof-nya, dikatakan kamu boleh menjadi inlander yang menggelorakan revolusi kemerdekaan Indonesia, tetapi kamu harus selesaikan sekolahnya dulu’,” jelas Hasto.
“Tapi justru negara (Indonesia) yang berhasil dibangun oleh Bung Karno, negara berhasil dimerdekakan tiba-tiba, anak-anak bangsa, putra-putri beliau tidak boleh melanjutkan sekolah,” lanjutnya.
Hasto juga menceritakan bahwa Megawati menyampaikan hal itu langsung kepada Bung Karno, soal dirinya tidak bisa melanjutkan pendidikan. Tetapi, Bung Karno kala itu memberikan penguatan kepada Megawati agar tetap tabah.
“Ketika Bu Mega menyampaikan kabar kepada Bung Karno, dia tidak diizinkan sekolah karena keyakinan di dalam politik, Bung Karno hanya menepuk pundak Ibu Mega dan mengatakan, ‘kamu adalah anak Bung Karno’,” ujar Hasto.
Mendengar cerita Megawati itu, Hasto pun teringat bagaimana Ibnu Kaldun menuturkan 'ketika seseorang tidak boleh mendapatkan pendidikan secara formal, maka alam lah yang akan mendidiknya’.
“Maka Bu Mega pun mengalami proses suatu dialektika kehidupan luar biasa, sampai saat ini tercatat sekitar 13 gelar doktor dan profesor kehormatan,” pungkasnya.
Baca juga: Sekjen PDIP Hasto sebut kedatangan Paus sebagai anugerah
Baca juga: PDIP: Buku Merah Bung Karno pedoman rakyat lawan ketidakadilan
Baca juga: Hasto sebut pertemuan dengan Prabowo kewenangan strategis Megawati
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024
Tags: