Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian RI Periode 2014-2016 Saleh Husin membuat buku bertajuk Hilirisasi Sawit Cegah Middle Income Trap yang menyatakan pentingnya peran hilirisasi dan diversifikasi produk turunan kelapa sawit untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

Saleh Husin dalam acara peluncuran buku itu di Jakarta, Rabu, menyatakan kelapa sawit merupakan produk unggulan yang dimiliki Indonesia, karena nilai ekspor sawit bisa mencapai 30 miliar dolar AS, sehingga dapat menguasai pasar global.
"Tidak ada satupun produk Indonesia, hanya ada satu yaitu produk dari sawit yang menguasai pasar dunia," kata dia.
Saleh menyatakan dengan melakukan hilirisasi kelapa sawit, secara langsung bisa memberikan banyak manfaat bagi perekonomian, seperti halnya penggunaan bahan bakar B35 yang dapat menghemat devisa negara hingga Rp161 triliun, serta menciptakan lapangan kerja dari ekosistem hilirisasi sawit hingga 20 juta orang.
Selain itu, menurut dia, hilirisasi sawit turut mendorong terwujudnya nol emisi karbon (Net Zero Emissions/NZE), mengingat bisa melakukan dekarbonisasi sampai 35 juta ton CO2.

Baca juga: Kemenperin sebut produk hilirisasi sawit mencapai 200 jenis

Baca juga: Pemerintah perkuat hilirisasi sawit pada 2025 demi sejahterakan petani

Meski demikian, dirinya mengatakan masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemangku kebijakan supaya pemanfaatan hilirisasi kelapa sawit lebih optimal.
Hal tersebut karena walaupun dari sisi produk Indonesia menguasai pasar dunia, namun penentuan harga kelapa sawit bukan dilakukan oleh Indonesia.
"Namun sangat disayangkan, Indonesia menguasai pasar dunia tapi harganya justru dikendalikan oleh orang lain," katanya.
Menurut dia, optimalisasi itu bisa dilakukan dengan cara memperkuat kolaborasi antar kementerian/lembaga, serta pemangku kepentingan terkait lainnya, sehingga nilai tambah produk turunan sawit Indonesia bisa membantu mendorong terwujudnya pendapatan per kapita yang tinggi.
Acara peluncuran ini turut dihadiri oleh Wakil Presiden Ke-10 dan 12 Indonesia Jusuf Kalla, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, serta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Baca juga: Menperin pacu nilai tambah kelapa sawit lewat teknologi dan kolaborasi

Baca juga: Akademisi: Indonesia harus maksimalkan nilai tambah hilirisasi sawit