Jakarta (ANTARA) - Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Kemendikbudristek Itje Chodijah mengatakan bahwa karya seni dapat memacu siswa untuk menggali budaya dari kehidupan sehari-hari.

“Kalau berbicara kebudayaan bukan sekadar artefak atau yang benda (tangible), misal tari-tarian itu kan tangible, tetapi yang dihargai kan intangible (nilai tak benda), apa makna dan nilainya, karena budaya itu wujud keseharian kita,” katanya di Jakarta, Rabu.

Ia menyampaikan hal tersebut dalam acara sosialisasi sayembara buku harian bergambar bagi siswa tingkat SD se-Asia Enikki Festa yang diselenggarakan oleh Mitsubishi Public Affairs Committee Jepang.

Menurutnya, sayembara seperti Enikki Festa yang bakal diselenggarakan tahun 2025 dengan tema “Inilah Hidupku” dapat mengajak siswa untuk berpikir kreatif dan menceritakan makna budaya yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Indonesia bakal kirim karya seni siswa SD untuk Enikki Festa se-Asia

“Kalau misalnya ada yang memberi judul ‘Inilah Hidupku’ karena dia anak yang mencintai tari, kemudian dia menggambar tentang tarian yang dia lakukan, maka dia bisa menceritakan apa makna tarian itu untuk hidupnya, itu kan budaya,” ujar dia.

Sementara itu, Koordinator Nasional Education for Sustainable Development and Associated School Project Network (ESD and ASPNet) KNIU Ananto Kusuma Seta mengemukakan pentingnya budaya sebagai akar dari suatu bangsa.

“Pendidikan tanpa seni dan budaya ibarat pohon tanpa akar. Semakin tinggi pohonnya, semakin dalam akarnya, dan nilai-nilai seni budaya itu adalah akar, kalau akarnya kokoh, pohonnya tidak akan tumbang,” ucap Ananto.

Ia menyebutkan, program Enikki Fest terus berkembang menjadi acara yang dinanti oleh anak-anak di Asia karena tidak hanya memperkaya mereka dengan pengetahuan dan seni budaya, tetapi juga memupuk rasa kebersamaan dari berbagai latar belakang, tidak hanya sosial dan ekonomi.

“Program ini dapat mendorong inklusivitas dan menjadikan dunia lebih dekat melalui nilai-nilai universal seni. Karya seni adalah mesin, kalau budaya adalah jiwanya, karya seni adalah mesinnya,” ujar dia.

Baca juga: Bibit.id pamerkan karya seni "Knit by Knit" di Art Jakarta 2024
Baca juga: Karya-karya seniman kontemporer Ade Habibie dipamerkan di D Gallerie