Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong penyelenggaraan riset dan inovasi di bidang transportasi di Indonesia, dengan menandatangani nota kesepahaman (MoU) antara BRIN dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Penandatanganan ini dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kemenhub Novie Riyanto dan Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Mego Pinandito, dalam acara Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Badan Kebijakan Transportasi Tahun 2024 di Jakarta, beberapa waktu lalu.

"Kolaborasi ini sangat penting. Harapan kami sangat besar, jadi pada saat kita nanti setting untuk kebijakan bagaimana kita mengoneksikan antara satu wilayah ke wilayah yang lain, kita memberikan pelayanan transportasi kepada masyarakat yang ada di perkotaan dan maupun di daerah terpencil, semuanya harus terstruktur dan saling mendukung," kata Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Mego Pinandito melalui keterangan di Jakarta, Rabu.

Mego memberi contoh dengan pembuatan kebijakan untuk menghindari kemacetan di Jakarta. Dari hal ini, ia menyebut pihaknya juga mempunyai peran untuk membuat transportasi hijau, sehingga dapat mengurangi polusi udara di Jakarta.

Ia juga mengedepankan penerapan kebijakan transportasi harus berbasis pada bukti dan data ilmiah atau science-based policy.

"Science-based policy menjadi target kita, baik BRIN maupun Kementerian/Lembaga lainnya, sehingga kebijakan yang diambil bisa meminimalisir dampak negatif dan didukung oleh hasil riset yang dilakukan bersama-sama," ujarnya.

Baca juga: Jokowi ajak pemda berinvestasi kembangkan transportasi energi hijau
Baca juga: Komitmen Transportasi Berkelanjutan dan Lingkungan Hijau, DAMRI Target Tambah Bus Listrik Tahun Ini


Salah satu bukti implementasi science-based policy, ungkap Mego, adalah dalam kajian pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan pelabuhan.

"Melalui riset di bidang geologi, kita bisa mengetahui daerah mana yang memiliki struktur tanah yang labil atau sering terjadi longsor. Begitu pula dalam pembangunan pelabuhan, riset mengenai arus laut yang dilakukan oleh peneliti BRIN dapat memberikan masukan untuk jalur pelayaran yang lebih aman," ujarnya.

Sementara, Sekjen Kemenhub Novie Riyanto, juga menyoroti pentingnya adaptasi terhadap kemajuan teknologi dalam sektor transportasi, seperti penerapan taksi terbang dan kendaraan otonom.

Menurutnya, kolaborasi dengan BRIN akan sangat membantu dalam menyusun regulasi yang relevan dengan perkembangan teknologi tersebut.

"Indonesia perlu menjadi negara yang terdepan dalam inovasi transportasi, dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan dan standarisasi," ucapnya.

Melalui penandatanganan nota kesepahaman ini, Novie berharap diharapkan kebijakan-kebijakan transportasi di Indonesia dapat lebih berlandaskan pada hasil riset yang mendalam, dan mengedepankan manfaat bagi masyarakat luas.

Kolaborasi antara Kementerian Perhubungan dan BRIN, kata dia, juga diharapkan dapat mendukung tercapainya pembangunan transportasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, serta meningkatkan kecakapan literasi ilmiah di kalangan pemangku kebijakan dan masyarakat.

Baca juga: Indonesia dan Jerman kerja sama kembangkan transportasi hijau
Baca juga: BRIN: Kolaborasi jadi kunci mengatasi persoalan transportasi publik
Baca juga: BRIN optimalkan riset transportasi publik ramah lingkungan