Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik dr. Indri Aulia, Sp.B.P.R.E., Subsp.G.E. (K), MPd. Ked mengingatkan bahwa penyuntikan silikon cair pada alat kelamin laki-laki dapat mengganggu kualitas hidup pasien dalam jangka panjang, terutama mengganggu pada saat ereksi.

Penyuntikan silikon cair dapat menyebabkan silikonoma sebagai reaksi terhadap benda asing yang diinjeksikan ke dalam tubuh. Silikonoma pada penis menimbulkan benjolan padat yang disertai rasa nyeri.

“Bahayanya, pertama mengganggu kualitas hidup. Laki-laki biasanya ada ereksi pada pagi hari. Itu pasti akan terganggu. Ketika ada silikonoma penis, maka ereksinya terganggu. Rasa nyeri setiap kali ereksi pada pagi hari ataupun pada saat ingin berhubungan,” kata Indri dalam acara gelar wicara secara daring di Jakarta, Rabu.

Dokter dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu menjelaskan, silikonoma penis juga dapat menyebabkan hilangnya rasa percaya diri sejalan dengan penurunan kualitas hubungan dengan pasangan.

Baca juga: Dokter Unej sebut bedah plastik ubah penampilan dan kesehatan
Baca juga: Mitos seputar bedah kosmetik yang perlu diketahui


Ia mengingatkan, benda asing yang disuntikkan ke dalam tubuh akan memberikan reaksi penolakan meskipun dampak dari reaksi tersebut muncul dalam jangka waktu yang berbeda-beda pada setiap pasien.

“Ada yang baru beberapa bulan saja dia sudah merasakan bahwa setiap kali dia sakit atau daya tahan tubuhnya menurun, pasti bengkak. Rata-rata seperti itu. Atau bahkan ada yang jaraknya antara 10-15 tahun (baru muncul bengkak atau benjolan), ada juga yang seperti itu,” kata Indri.

Silikonoma pada dasarnya juga bisa terjadi pada bagian tubuh lainnya yang kerap dijadikan target area penyuntikan dengan tujuan estetika seperti hidung, pipi, payudara, hingga bokong. Padahal, ujar Indri, penyuntikan silikon cair justru merusak jaringan-jaringan di sekitarnya sehingga bentuk tubuh nantinya akan berubah menjadi semakin aneh.

Adapun kasus yang paling ekstrem pada silikonoma penis, ujar Indri, benjolan padat yang muncul dapat menghambat fungsi saluran kemih sehingga pasien kesulitan pada saat buang air kecil.

"Penyuntikan silikon cair juga membahayakan apabila terjadi perlukaan pada bagian kulit dan luka tersebut tidak kunjung sembuh sehingga bisa saja berubah menjadi keganasan dalam jangka waktu panjang," katanya.

Baca juga: Lima hal yang perlu diperhatikan sebelum operasi plastik
Baca juga: Dokter: Bedah plastik tak gunakan plastik, tetapi jaringan tubuh


Meski begitu, ia menjelaskan, silikonoma penis tidak sampai menyebabkan masalah infertilitas sebab sperma yang diproduksi berasal dari testis atau buah zakar. Selama organ tersebut berfungsi dengan baik, jelas Indri, maka tidak akan menimbulkan gangguan infertilitas.

Menurutnya, kasus silikonoma penis banyak dijumpai dalam kelompok pertemanan yang berawal dari ajakan seseorang hingga mempengaruhi teman-teman lainnya. Klinik-klinik ilegal yang menawarkan layanan membesarkan ukuran penis dengan cara dipijat, kata dia, justru seringkali disertai dengan tindakan penyuntikan silikon cair tanpa sepengetahuan pasien.

Indri pun mengingatkan agar pasien yang mengalami silikonoma penis segera berkonsultasi kepada dokter bedah plastik. Selanjutnya, dapat dilakukan tindakan pembedahan untuk mengeliminasi benjolan akibat silikonoma tersebut dan mengembalikan bentuk tubuh agar normal seperti sedia kala.

Baca juga: Dokter berikan tips cegah risiko pascaoperasi bedah plastik
Baca juga: Dokter Siloam Hospitals beri edukasi estetika klinis bedah plastik