Jakarta (ANTARA News) - Indonesia bakal memimpin industri otomotif di
kawasan Asia Tenggara pasca-pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada
2015.
Kayakinan itu diungkapkan Wakil Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor
(TAM) Suparno Djasmin pada wawancara khusus dengan Antaranews.com, di
Jakarta, belum lama ini.
"Industri otomotif yang paling besar di ASEAN adalah Thailand dan
Indonesia. Kalau bicara pasar domestik, potensi Indonesia paling besar,"
katanya.
Oleh karena itu, ia yakin Indonesia akan memiliki kesempatan untuk
memimpin industri otomotif pada Masyarakat Ekonomi ASEAN, karena potensi
pasar yang terbesar dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia
Tenggara.
Untuk mewujudkannya, Suparno mengatakan, Indonesia perlu melalui beberapa
tantangan, salah satunya adalah bagaimana menjadikan Indonesia sebagai
pusat produksi yang efisien, memiliki kualitas produk yang baik dan
ditunjang dengan infrastruktur yang memadai.
"Kalau tidak ada produk yang efisien, yang terjadi malah Indonesia akan
dimasukkan produk dari negara lain. Apalagi halangan dalam perdagangan
akan dihilangkan. Nah, jangan sampai kita hanya jadi penonton," kata
Suparno.
Menurut Suparno, pemerintah perlu mengembangkan infrastruktur secepatnya,
karena dengan demikian, akan terjadi pengembangan di bidang logistik,
memperkecil ongkos dan menciptakan efisiensi dalam berbagai hal.
"Justru kalau barang ini menjadi efisien dan produktif, terus terang ini
adalah kesempatan bagi Indonesia untuk bersaing dengan negara lain," kata
Suparno.
Selain itu, lanjutnya, Indonesia juga perlu mempersiapkan tenaga kerja
yang ahli dan produktif agar memiliki daya saing yang kuat dengan negara
ASEAN lain.
Dalam hal ini, lanjutnya, pemerintah bisa berkontribusi dengan
meningkatkan kualitas dan kuantitas sekolah kejuruan di Indonesia, serta
memberikan pelatihan tambahan kepada para ahli sesuai bidangnya
masing-masing.
Toyota, lanjut Suparno, pada umumnya telah memiliki strategi dalam
menghadapi MEA 2015, salah satunya adalah mengenal kebutuhan pasar
domestik di setiap negara dan membangun pabrik di negara tersebut untuk
memenuhi kebutuhan pasarnya.
"Tentu kami sudah lihat mana yang pasarnya besar di sini ya kami produksi
di sini. Kalau konsumsi domestiknya lebih besar di sini, ya lebih tepat
membuatnya di sini, tentu lebih efisien," kata Suparno.
Soal pengembangan SDM, Suparno mengatakan, Toyota mencoba untuk melakukan
pembinaan di sekolah-sekolah kejuruan untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kerja di industri otomotif dan mengirim beberapa pegawainya ke Jepang
untuk meningkatkan keahlian mereka.
Menurut Suparno, apabila pemerintah dan industri mampu menghadapi
tantangan tersebut dengan membenahi infrastruktur, konektivitas dan
meningkatkan kualitas SDM, maka Indonesia akan lebih siap menghadapi MEA
2015 dalam berbagai bidang.
RI bakal pimpin industri otomotif pasca-MEA 2015
11 Juni 2014 22:08 WIB
Wakil Presiden Direktur Toyota Astra Motor Suparno Djasmin (ANTARA News/Lukisatrio)
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
Tags: