Jakarta (ANTARA) -
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meraih dua penghargaan pelayanan publik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) pada Selasa.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta pada Selasa, dua penghargaan yang diterima BRIN yakni Penghargaan Pemantauan dan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik (PEKPPP) kepada Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran BRIN, dengan predikat “Pelayanan Prima”.

Baca juga: BRIN tekankan "evidence-based policy" untuk kebijakan berkelanjutan

Lalu ada Penghargaan Pemantauan Keberlanjutan dan Replikasi Inovasi Pelayanan Publik (PKRI) kategori Kelompok Pembinaan Inovasi.

Penghargaan ini secara simbolis diterima oleh Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dan Koordinator Pelaksana Fungsi Pelayanan Informasi dan PPID BRIN Jasyanto, dari Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas.

Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian PANRB Abdul Hakim menerangkan, pelayanan publik di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Indeks pelayanan publik Indonesia yang diukur oleh The Global Economy mengalami peningkatan.

Selain itu, indeks daya saing Indonesia juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada 2024 dimana Indonesia menempati peringkat 27.

Baca juga: BRIN lakukan riset fitoremediasi jaga tanaman akuatik dari kepunahan

“Peningkatan ini mencerminkan hasil dari berbagai perbaikan yang telah dilakukan dalam pemerintahan dan dalam penyelenggaraan pelayanan publik,” ujar Abdul Hakim.

Menteri PANRB Abdullah Azwar Anas mengatakan dalam rangka pembinaan inovasi pelayanan publik, Kemen PANRB juga menginisiasi pembentukan Jaringan Inovasi Pelayanan Publik (JIPP).

“Kegiatan JIPP merupakan implementasi dari pembinaan inovasi meliputi penciptaan, pengembangan, dan pelembagaan inovasi, dalam rangka percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik,” kata Anas.

Pada 2024, telah ditetapkan sebanyak 20 JIPP yang baru. Hingga saat ini, telah terbangun 54 JIPP, terdiri dari 36 JIPP pemerintah daerah dan 18 JIPP pemerintah pusat.

Baca juga: BRIN: "Local job for local voice" bisa jadi percontohan vokasi daerah