New York City (ANTARA) - Pada peringatan satu tahun serangan Hamas terhadap Israel yang jatuh pada 7 Oktober, ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di New York City guna menyampaikan solidaritas terhadap rakyat Palestina.

Mereka juga menuntut gencatan senjata secepatnya oleh Israel di tengah konflik Israel-Palestina yang masih berlangsung.

Unjuk rasa itu, salah satu dari sekian banyak aksi protes di seluruh Amerika Serikat (AS), dimulai pada pukul 13.00 waktu setempat atau Selasa (8/10) pukul 00.00 WIB ketika ratusan pengunjuk rasa pro-Palestina berkumpul di Wall Street.

Digelar oleh Within Our Lifetime, sebuah organisasi aktivis pro-Palestina, para pengunjuk rasa membentangkan bendera Palestina berukuran besar dan meneriakkan slogan yang mendukung Palestina, seperti "Bebaskan, bebaskan, bebaskan Palestina" dan "Israel mengebom, AS membayar, berapa anak kecil yang Anda bunuh hari ini?"

Dengan bergelora, seorang pemimpin wanita dari grup itu menyatakan mereka akan "membanjiri New York City" dalam solidaritas dengan Gaza dan Lebanon.

Para pengunjuk rasa kemudian melanjutkan pawai mereka dari Wall Street ke New York City Hall, Washington Square Park, Union Square, Times Square, dan Columbus Circle. Banyak partisipan mengenakan keffiyeh, syal khas Palestina, dengan semangat menabuh drum dan dengan bangga mengibarkan bendera Palestina.

Mereka berbaris melewati jalan-jalan, mengangkat spanduk dan papan bertuliskan pesan-pesan seperti "Israel membuat anak-anak Palestina kelaparan" dan "Dari Gaza ke Lebanon, perlawanan menyatukan kita."

Seiring berlanjutnya pawai, semakin banyak pendukung yang bergabung, sehingga jumlah pengunjuk rasa bertambah menjadi sekitar 2.000 orang.

Seorang penduduk New York yang memiliki ikatan kuat dengan Palestina dan Yordania, Falestin Hura mengungkapkan kekhawatirannya tentang situasi tersebut karena lebih dari 40.000 orang telah tewas, lebih dari 100.000 orang terluka, dan jutaan lainnya mengungsi di Gaza.

Hura menambahkan bahwa otoritas Israel harus meninggalkan tanah Palestina.

"Saya yakin ada ekstremis di setiap sisi, tetapi sebagian besar, orang-orang hanya ingin hidup damai," ujarnya.

Seorang pengunjuk rasa pro-Palestina, Haleem mengatakan kepada Xinhua bahwa Israel harus mengakhiri pendudukannya di Gaza dan serangannya di Lebanon.

"Gencatan senjata sekarang," katanya.

Berbarengan dengan demonstrasi yang lebih besar di New York City, ratusan mahasiswa Universitas Columbia berkumpul di kampus, sementara sekitar 300 mahasiswa Universitas New York juga berpartisipasi dalam sebuah demonstrasi terpisah, menurut sejumlah media lokal.

Bentrokan sesekali terjadi di jalan-jalan antara pendukung pro-Palestina dan pro-Israel. Dalam pawai itu, seorang pengunjuk rasa pro-Israel dikepung oleh kerumunan massa pro-Palestina di Union Square. Perdebatan sengit pun terjadi, mengakibatkan bendera Israel milik pengunjuk rasa itu dirampas dari tangannya.

Menyusul penangkapan lebih dari 100 demonstran di Universitas Columbia pada April, demonstrasi pro-Palestina mulai meluas ke berbagai kampus dan universitas di seluruh Amerika Serikat. Seiring kembalinya para mahasiswa ke kampus pada musim gugur ini, banyak universitas mengumumkan kebijakan baru guna membatasi kegiatan unjuk rasa.

Sementara demonstrasi pro-Palestina meraih momentum, terdapat juga demonstrasi pro-Israel berskala lebih kecil dan acara-acara peringatan di New York City.

Militer Israel melancarkan serangan besar-besaran di Gaza untuk membalas serangan fatal Hamas di lintas perbatasan pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan hilangnya nyawa sekitar 1.200 warga Israel dan penculikan sekitar 250 orang.

Otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza pada Senin (7/10) melaporkan bahwa jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel yang masih berlangsung bertambah menjadi hampir 42.000 orang.