Pemkab Kaimana lakukan kajian bio-ekologi, guna jaga populasi hiu paus
8 Oktober 2024 18:51 WIB
Forum group discussion (FGD) kajian bio-ekologi di perairan Teluk Triton guna menjaga populasi hiu paus yang diselenggarakan Dinas Perikanan Pemkab Kaimana, Selasa (8/10/2024). ANTARA/HO-Isabela Wisang.
Kaimana (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kaimana, Papua Barat, melalui Dinas Perikanan melakukan kajian bio-ekologi di perairan Teluk Triton guna menjaga populasi hiu paus.
Kajian bio-ekologi dilakukan melalui Forum Group Discussion (FGD) selama tiga hari pada 8-10 Oktober 2024 dengan melibatkan perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Sorong, GEF 6, pemangku kepentingan terkait, dan masyarakat adat Kaimana.
"Perairan Teluk Triton memiliki ekosistem yang unik dan beragam, salah satunya adalah keberadaan hiu paus, yang merupakan salah satu ikon Kabupaten Kaimana," kata Sekda Kabupaten Kaimana Donald R Wakum saat membuka FGD di Kaimana, Selasa.
Baca juga: KKP jadikan Kabupaten Kaimana lokasi konservasi hiu paus
Ia mengatakan perairan Teluk Triton dengan kekayaan alam biota lautnya telah menjadi aset berharga bagi Kabupaten Kaimana.
Guna menjaga potensi sumber daya kelautan dan perikanan di Teluk Triton, lanjut dia, maka hiu paus harus dijaga karena memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Keberadaan populasi hiu paus di perairan Kaimana menjadi daya tarik dan struktur habitat pelagis Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP NRI-715).
Baca juga: Puluhan hiu paus bermigrasi ke perairan Kaimana Papua
"FGD ini menjadi momentum penting untuk membahas secara komprehensif untuk menemukan solusi terbaik guna menjaga bio-ekologi dan populasi hiu paus di perairan laut Kaimana," jelasnya.
Projects Manager Unit (PMU) GEF-6 CFI Indonesia Ikbal Wibisono menerangkan kedatangan pihaknya ke Kabupaten Kaimana, selain dalam rangka FGD, juga pengambilan video gambar dan dokumentasi tentang hiu paus di WPP NRI-715.
"Jadi kami mengumpulkan, menyusun, mengedit, dan menyebarluaskan informasi, yang diterbitkan dalam bentuk video dengan tujuan untuk melestarikan ekosistem biota laut dan mendorong pariwisata di Kabupaten Kaimana," ucapnya.
Baca juga: Lima spesies hiu berjalan ada di Indonesia
Kajian bio-ekologi dilakukan melalui Forum Group Discussion (FGD) selama tiga hari pada 8-10 Oktober 2024 dengan melibatkan perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Sorong, GEF 6, pemangku kepentingan terkait, dan masyarakat adat Kaimana.
"Perairan Teluk Triton memiliki ekosistem yang unik dan beragam, salah satunya adalah keberadaan hiu paus, yang merupakan salah satu ikon Kabupaten Kaimana," kata Sekda Kabupaten Kaimana Donald R Wakum saat membuka FGD di Kaimana, Selasa.
Baca juga: KKP jadikan Kabupaten Kaimana lokasi konservasi hiu paus
Ia mengatakan perairan Teluk Triton dengan kekayaan alam biota lautnya telah menjadi aset berharga bagi Kabupaten Kaimana.
Guna menjaga potensi sumber daya kelautan dan perikanan di Teluk Triton, lanjut dia, maka hiu paus harus dijaga karena memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.
Keberadaan populasi hiu paus di perairan Kaimana menjadi daya tarik dan struktur habitat pelagis Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPP NRI-715).
Baca juga: Puluhan hiu paus bermigrasi ke perairan Kaimana Papua
"FGD ini menjadi momentum penting untuk membahas secara komprehensif untuk menemukan solusi terbaik guna menjaga bio-ekologi dan populasi hiu paus di perairan laut Kaimana," jelasnya.
Projects Manager Unit (PMU) GEF-6 CFI Indonesia Ikbal Wibisono menerangkan kedatangan pihaknya ke Kabupaten Kaimana, selain dalam rangka FGD, juga pengambilan video gambar dan dokumentasi tentang hiu paus di WPP NRI-715.
"Jadi kami mengumpulkan, menyusun, mengedit, dan menyebarluaskan informasi, yang diterbitkan dalam bentuk video dengan tujuan untuk melestarikan ekosistem biota laut dan mendorong pariwisata di Kabupaten Kaimana," ucapnya.
Baca juga: Lima spesies hiu berjalan ada di Indonesia
Pewarta: Ali Nur Ichsan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024
Tags: