Yogyakarta (ANTARA) - Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) berkolaborasi memberikan pendampingan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk tumbuh dan berkembang sehingga bisa naik kelas.

Kolaborasi itu diwujudkan melalui "Program Pendampingan Usaha Mikro Mandiri 2024".

"UMKM adalah salah satu penggerak roda perekonomian di Indonesia, bahkan 67 persen penggerak produk domestik bruto (PDB) negara adalah UMKM, itu mengapa kami fokus mengembangkan," kata Kepala Subdirektorat Kawasan Sains dan Teknologi, Direktorat Pengembangan Usaha UGM Arief Sudarsono saat pembukaan "Program Pendampingan Usaha Mikro Mandiri 2024", di Yogyakarta, Selasa.

Menurut Arief, sebanyak 2.578 UMKM mikro dari 34 provinsi di Indonesia tercatat mendaftar untuk ikut serta dalam program itu.

Mereka terdiri atas pelaku usaha di bidang produk kerajinan, fesyen atau konveksi hingga kuliner. "Dari DIY sendiri ada 60 UMKM yang ikut serta dengan sebagian besar usaha kuliner," kata dia.

Melalui program itu, kata Arief, mereka mendapatkan pembinaan terkait akses pembiayaan, pemasaran, pengembangan bisnis, termasuk menghubungkan dengan jejaring atau mitra industri.

"Kami juga melatih mereka membuat legalitas usaha yang baik sampai bagaimana menemukan pasar dan bisa membuat 'captive market' supaya usaha mereka terus berkembang," ujar Arief yang juga Wakil Ketua Bidang SDM Mikro Mandiri 2024 ini.

Dengan pendampingan itu, Arief berharap para UMKM mikro tersebut dapat meningkatkan daya saing, sehingga mampu menembus pasar nasional maupun internasional.

"Kami berharap mereka tidak hanya berjualan di pinggir jalan, di kaki lima tapi juga mereka bisa naik kelas menjadi UMKM yang marketnya tidak hanya di Indonesia tapi juga di luar Indonesia," kata dia.

Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Yulius menuturkan Program Pendampingan Usaha Mikro Mandiri 2024 merupakan inisiatif strategis dari Kemenkop UKM.

Yulius berharap program itu dapat memfasilitasi para wirausaha skala mikro mengakselerasi bisnis mereka secara berkelanjutan, sehingga dapat berkontribusi menggerakan roda perekonomian Indonesia.

"Program ini merupakan upaya konkret untuk mempertemukan pelaku usaha mikro dengan para 'stakeholder' pemasaran dan pembiayaan sehingga memperoleh akses pasar lebih luas dan mendapat dukungan finansial," kata dia pula.
Baca juga: UMKM Pertamina SMEXPO Yogyakarta meraih pesanan Rp2,5 miliar
Baca juga: Akselerasi UMKM Go International, Bea Cukai Isi Kelas Ekspor di Yogyakarta dan Malang