Sifat penakut nyamuk "aedes aegypti" membahayakan
10 Juni 2014 22:58 WIB
ilustrasi petugas Dinas Kesehatan melakukan pengasapan untuk memutuskan siklus perkembangbiakan nyamuk aides aigepty di kelurahan Bunulrejo, Malang, Jawa Timur, Senin (28/4). Pengasapan tersebut dilakukan setelah puluhan warga di kawasan tersebut terserang cikungunya. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto) ()
Jakarta (ANTARA News) - Nyamuk "aedes aegypti" merupakan nyamuk penakut sehingga membahayakan lantaran dengan sifatnya itu mudah menginfeksi demam berdarah dengue (DBD) bagi banyak orang dalam satu waktu, kata dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (RSCM) Leonard Nainggolan.
"Nyamuk tersebut mudah pergi dan hinggap saat menggigit manusia ketika dia merasa ada gangguan kecil seperti guncangan atau angin. Selanjutnya, dia terbang menggigit manusia lain lagi hingga dia kenyang. Itulah mengapa daya infeksi nyamuk penyebab DBD itu sangat luas," kata Leonard di Jakarta, Selasa.
Untuk itu, dia menyarankan masyarakat untuk terus waspada terhadap nyamuk tersebut, terlebih hewan berkaki belang hitam putih itu membawa virus dengue yang mematikan. Sebagai gambaran terdapat 6.669 kasus DBD dengan lima kematian pada 2012 di Jakarta.
"Perlu diwaspadai karena nyamuk yang diyakini berasal dari Egypt (Mesir) itu justru mudah berkembang biak di tempat-tempat bersih. Beberapa lokasi yang rentan itu seperti di pemukiman, sarana pendidikan, tempat-tempat umum, perkantoran, sarana ibadah dan juga sarana kesehatan."
"Bahkan dulu di kawasan Kelapa Gading, Jakarta yang merupakan kawasan orang kelas menengah ke atas terdapat nyamuk itu. Kenapa bisa di situ? Karena di kawasan itu banyak tatakan pot-pot bunga tempat genangan air yang menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik nyamuk," kata dia.
Dia mengatakan nyamuk tersebut menyukai genangan air bersih untuk menaruh telurnya, seperti di bak mandi yang tidak ditutup, vas bunga atau di dedaunan yang menampung air.
"Banyak tempat bisa menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik nyamuk tersebut. Terlebih jika kadang hujan dan kadang tidak seperti sekarang. Air hujan yang terjebak dalam wadah-wadah bisa menjadi tempat perkembangan jentik nyamuk," kata dia.
Menurut Leonard, jentik-jentik nyamuk harus dicegah perkembangannya dengan tidak membiarkan sejumlah area menjadi genangan air bersih, seperti di tatakan vas bunga.
"Kalau ada genangan air bersih seperti di vas bunga, maka bisa ditaburi pasir atau tanah agar tidak menjadi tempat kembang biak jentik nyamuk. Bisa juga menaburi tempat-tempat rentan itu dengan larvasida semacam bubuk abate," katanya.
Sementara itu, spesialis dari RSCM itu mengatakan fogging atau pengasapan nyamuk juga penting untuk membasmi nyamuk dewasa.
"Fogging juga bisa dipadukan dengan pencegahan perkembangbiakan jentik nyamuk. Tapi perlu diingat jika fogging itu dilakukan dengan menyemprot insektisida yang bisa membahayakan kesehatan manusia. Maka utamakanlah mencegah munculnya nyamuk-nyamuk baru dengan tidak membiarkan jentik nyamuk berkembang," kata dia.
(A061/Z002)
"Nyamuk tersebut mudah pergi dan hinggap saat menggigit manusia ketika dia merasa ada gangguan kecil seperti guncangan atau angin. Selanjutnya, dia terbang menggigit manusia lain lagi hingga dia kenyang. Itulah mengapa daya infeksi nyamuk penyebab DBD itu sangat luas," kata Leonard di Jakarta, Selasa.
Untuk itu, dia menyarankan masyarakat untuk terus waspada terhadap nyamuk tersebut, terlebih hewan berkaki belang hitam putih itu membawa virus dengue yang mematikan. Sebagai gambaran terdapat 6.669 kasus DBD dengan lima kematian pada 2012 di Jakarta.
"Perlu diwaspadai karena nyamuk yang diyakini berasal dari Egypt (Mesir) itu justru mudah berkembang biak di tempat-tempat bersih. Beberapa lokasi yang rentan itu seperti di pemukiman, sarana pendidikan, tempat-tempat umum, perkantoran, sarana ibadah dan juga sarana kesehatan."
"Bahkan dulu di kawasan Kelapa Gading, Jakarta yang merupakan kawasan orang kelas menengah ke atas terdapat nyamuk itu. Kenapa bisa di situ? Karena di kawasan itu banyak tatakan pot-pot bunga tempat genangan air yang menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik nyamuk," kata dia.
Dia mengatakan nyamuk tersebut menyukai genangan air bersih untuk menaruh telurnya, seperti di bak mandi yang tidak ditutup, vas bunga atau di dedaunan yang menampung air.
"Banyak tempat bisa menjadi tempat berkembangnya jentik-jentik nyamuk tersebut. Terlebih jika kadang hujan dan kadang tidak seperti sekarang. Air hujan yang terjebak dalam wadah-wadah bisa menjadi tempat perkembangan jentik nyamuk," kata dia.
Menurut Leonard, jentik-jentik nyamuk harus dicegah perkembangannya dengan tidak membiarkan sejumlah area menjadi genangan air bersih, seperti di tatakan vas bunga.
"Kalau ada genangan air bersih seperti di vas bunga, maka bisa ditaburi pasir atau tanah agar tidak menjadi tempat kembang biak jentik nyamuk. Bisa juga menaburi tempat-tempat rentan itu dengan larvasida semacam bubuk abate," katanya.
Sementara itu, spesialis dari RSCM itu mengatakan fogging atau pengasapan nyamuk juga penting untuk membasmi nyamuk dewasa.
"Fogging juga bisa dipadukan dengan pencegahan perkembangbiakan jentik nyamuk. Tapi perlu diingat jika fogging itu dilakukan dengan menyemprot insektisida yang bisa membahayakan kesehatan manusia. Maka utamakanlah mencegah munculnya nyamuk-nyamuk baru dengan tidak membiarkan jentik nyamuk berkembang," kata dia.
(A061/Z002)
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: