Relawan Jokowi-JK bertekat kawal suara dari TPS ke KPU
10 Juni 2014 21:00 WIB
Elektabilitas Capres-Cawapres. Layar komputer yang menunjukkan hasil survei nasional tentang peta elektabilitas pasangan capres-cawapres Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, Jakarta, Selasa (10/5). Dalam hasil survei tersebut Pasangan Jokowi-JK (53,6 persen) unggul 12,5 persen dibanding pasangan Prabowo-Hatta (41,1 persen). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma) ()
Kendari (ANTARA News) - Tim relawan pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo - Mohammad Jusuf Kalla (Jokowi-JK) di Sulawesi Tenggara bertekad akan mengawal perhitungan suara pemilihan presiden (Pilpres) dari TPS hingga ke KPU.
Tekat tersebut disampaikan Ketua Komite Rakyat Nasional (Kornas) Wilayah Sultra,--salah satu relawan pemenangan Jokowi-JK di Sultra--, Rusdianto di Kendari, Selasa.
"Kami sudah siap menerjunkan sekitar 5.000 orang relawan yang ditugaskan mengawal perhitungan suara mulai dari TPS hingga ke KPU kabupaten/kota dan provinsi," katanya.
Selain akan mengawal perhitungan suara Pilpres agar tidak terjadi kecurangan, ribuan relawan tersebut, lanjutnya, juga dikerahkan menggalang massa agar dalam Pilres 9 Juli 2014, para pemilih bisa menjatuhkan pilihan pada pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Jokowi-JK.
"Dalam menggalang dukungan massa, para relawan kita wanti-wanti agar menghindari kampanye hitam, karena hal yang demikian itu hanya akan membuat rakyat pemilih tidak simpati dengan capres dan cawapres yang kita perjuangkan memenangi pilpres," katanya.
Menurut Rusdianto, melakukan kampanye dengan menjelek-jelekkan pasangan calon presiden dan wakil presiden dari lawan, tidak ada manfaatnya sama sekali.
Justeru ujarnya, kampanye dengan menyebarkan kejelekan pasangan lain, bisa merugikan calon presiden yang dijagokan karena pemilih bisa berbalik menjengkeli calon presiden dari mereka yang melakukan kampanye hitam.
"Yang perlu dijelaskan atau disampaikan kepada masyarakat cukup kelebihan atau keunggulan setiap pasangan calon presiden," katanya.
Menurut dia, pasangan Jokowi-JK merupakan figur pemimpin yang bisa membawa bangsa ini lima tahun ke depan lebih maju, mandiri dan bermartabat.
Kedua figur tersebut, lanjutnya, sudah cukup berpengalaman dalam memimpin rakyat.
"Jokowi berpengalaman memimpin rakyat Solo dua periode dan saat ini masih menjadi Gubernur DKI Jakarta," katanya.
Sedangkan JK sendiri ujar dia, selain berpengalaman di pemerintahan, pernah jadi menteri dan wakil presiden, juga piawai mengelola dunia usaha.
"Kemampuan JK dalam pemerintahan, mampu mendamaikan beberapa daerah konflik di Indonesia, terutama Aceh, Poso dan Maluku. Sedangkan di dunia usaha, JK dikenal sebagai pebisnis yang sukses," katanya.
Pilpres 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Mohammad Jusuf Kalla. (ASA/F003)
Tekat tersebut disampaikan Ketua Komite Rakyat Nasional (Kornas) Wilayah Sultra,--salah satu relawan pemenangan Jokowi-JK di Sultra--, Rusdianto di Kendari, Selasa.
"Kami sudah siap menerjunkan sekitar 5.000 orang relawan yang ditugaskan mengawal perhitungan suara mulai dari TPS hingga ke KPU kabupaten/kota dan provinsi," katanya.
Selain akan mengawal perhitungan suara Pilpres agar tidak terjadi kecurangan, ribuan relawan tersebut, lanjutnya, juga dikerahkan menggalang massa agar dalam Pilres 9 Juli 2014, para pemilih bisa menjatuhkan pilihan pada pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Jokowi-JK.
"Dalam menggalang dukungan massa, para relawan kita wanti-wanti agar menghindari kampanye hitam, karena hal yang demikian itu hanya akan membuat rakyat pemilih tidak simpati dengan capres dan cawapres yang kita perjuangkan memenangi pilpres," katanya.
Menurut Rusdianto, melakukan kampanye dengan menjelek-jelekkan pasangan calon presiden dan wakil presiden dari lawan, tidak ada manfaatnya sama sekali.
Justeru ujarnya, kampanye dengan menyebarkan kejelekan pasangan lain, bisa merugikan calon presiden yang dijagokan karena pemilih bisa berbalik menjengkeli calon presiden dari mereka yang melakukan kampanye hitam.
"Yang perlu dijelaskan atau disampaikan kepada masyarakat cukup kelebihan atau keunggulan setiap pasangan calon presiden," katanya.
Menurut dia, pasangan Jokowi-JK merupakan figur pemimpin yang bisa membawa bangsa ini lima tahun ke depan lebih maju, mandiri dan bermartabat.
Kedua figur tersebut, lanjutnya, sudah cukup berpengalaman dalam memimpin rakyat.
"Jokowi berpengalaman memimpin rakyat Solo dua periode dan saat ini masih menjadi Gubernur DKI Jakarta," katanya.
Sedangkan JK sendiri ujar dia, selain berpengalaman di pemerintahan, pernah jadi menteri dan wakil presiden, juga piawai mengelola dunia usaha.
"Kemampuan JK dalam pemerintahan, mampu mendamaikan beberapa daerah konflik di Indonesia, terutama Aceh, Poso dan Maluku. Sedangkan di dunia usaha, JK dikenal sebagai pebisnis yang sukses," katanya.
Pilpres 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Mohammad Jusuf Kalla. (ASA/F003)
Pewarta: Agus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: