Jakarta (ANTARA News) - Perbedaan Miami Heat antara Game 1 dengan Game 2 Final NBA adalah terletak di ujung lapangan, karena mereka sukses menjalankan strategi pertahanan beralih dan hadapi (switch and challenge) untuk menghadapi strategi serang jemput dan berputar (pick and roll) dari Spurs.

Sisi pertahanan merupakan hal yang menentukan dalam kemenangan 98-96 Heat atas Spurs. Tim juara bertahan dua kali itu mampu menahan laju serangan Spurs.

Padahal San Antonio Spurs pada Game 2 mencetak 17 angka dari 23 posisi serang di kuarter ke-2, dan 18 angka dari 20 posisi serang di kuarter ke-4. Catatan itu merupakan periode terbaik serangan Spurs selama playoff mereka.

Namun itu tidak cukup untuk memenangkan Game 2.

Di sisi yang lain Miami Heat unggul di penyerangan. Kedua Game di Final NBA 2014 itu ditentukan pada kuarter ke-4, LeBron berada di lapangan dengan permainan yang tegas, kemampuannya untuk mendekati keranjang lawan di paruh pertama dan menjaringkan lemparan dari luar wilayah dalam (outside paint area) lawan memberikan dorongan kuat bagi serangan Heat.

"Kekalahan Spurs terjadi karena kurang kreatif dalam memindahkan bola," kata Pelatih Spurs, Gregg Popovich, kepada wartawan pasca pertandingan, di San Antonio, Senin WIB.

Kurang kreatifnya serangan Spurs terjadi karena pertahanan Heat yang melakukan tekanan dan rotasi pemain yang tinggi serta kuat bertahan di wilayah dalam.

Pada Game 2, dua pemain besar Spurs, Tim Duncan dan Tiago Splitter, dibatasi hanya 8 dari 14 lemparan di wilayah dalam berbanding 14 dari 16 lemparan di wilayah yang sama pada Game 1. Demikian statistik yang dirilis NBA.

Beberapa momen terlihat, Heat melakukan pertahanan switch terhadap skema serang lemparan jarak jauh Spurs dengan menjaga playmaker Spurs untuk mencegah perputaran pemain sekaligus mencegah pemain Spurs untuk tidak menyentuh wilayah dalam.

Strategi pertahanan seperti itu berhasil mencegah perputaran penyerangan menujuk wilayah dalam. Kemudian dengan tidak memberikan situasi 4 lawan 3 kepada Spurs sehingga tidak memindahkan bola sesering mungkin dan membuat serangan cepat mereka menjadi stagnan. (*)