Jakarta (ANTARA) - Surabaya menjadi salah satu kota terbesar di Indonesia dan memiliki peran yang penting dalam perekonomian nasional.

Dengan Pelabuhan Tanjung Perak sebagai salah satu pelabuhan tersibuk dan terbesar di Indonesia, Surabaya menjadi pusat perdagangan dan industri yang dinamis di wilayah timur Indonesia.

Selain sebagai pusat ekonomi, Surabaya juga memiliki kontribusi besar dalam sektor pendidikan, politik, dan budaya yang menjadikannya kota metropolitan dengan berbagai tantangan, termasuk dalam hal biaya hidup dan upah minimum.

Seperti banyak kota besar lainnya di Indonesia, biaya hidup di Surabaya terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan data terbaru dari BPS, Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) Surabaya tahun 2024 adalah sebesar Rp 4.725.479,00.

Meski angka ini terdengar cukup tinggi dibandingkan beberapa kota lain di Indonesia, biaya hidup di Surabaya juga sangat tinggi.

Menurut Survei Biaya Hidup (SBH) yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik, biaya hidup bulanan di Surabaya bisa mencapai sekitar Rp 13.360.000 per bulan untuk setiap individu.

Hal itu menjadikan Kota Surabaya menjadi salah satu kota dengan biaya hidup termahal di Indonesia. Survei Survei Biaya Hidup (SBH) dilakukan di 90 kota dengan memperhitungkan biaya konsumsi baik makanan, minuman bensin hingga pulsa handphone.

Perbedaan antara UMK dan biaya hidup di Surabaya terbilang cukup jauh sehingga bisa menjadi tantangan bagi masyarakat kelas pekerja di Surabaya.

Dengan UMP sebesar Rp 4,7 juta, seseorang mungkin hanya bisa menutupi sebagian kecil dari total kebutuhan bulanannya, terutama jika mereka harus membayar biaya sewa tempat tinggal, transportasi, makanan dan kebutuhan lainnya.

Kendati demikian, Kota Surabaya tetap menjadi daerah yang menawarkan berbagai kesempatan bagi mereka yang ingin berkarir dan meningkatkan taraf hidup mereka.

Ekonomi Kota Surabaya tahun 2023 meningkat sebesar 5,70 persen yang menunjukkan bahwa Kota ini terus berkembang. SUrabaya memiliki banyak industri dan perusahaan yang berkembang, termasuk di sektor teknologi, manufaktur dan perdagangan.

Bagi pekerja yang memiliki keterampilan khusus atau pendidikan tinggi, peluang untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih baik cukup terbuka. Meski demikian, kesenjangan antara UMK dan biaya hidup tetap menjadi masalah yang perlu diperhatikan, terutama bagi mereka yang berada di sektor-sektor dengan upah rendah.


Baca juga: Mau kuliah di Semarang? Simak biaya hidup untuk mahasiswa

Baca juga: Ingin tinggal di Jepang? Simak rincian biaya hidup di Negeri Sakura

Baca juga: Rincian biaya hidup di Tangerang pada tahun 2024