Bandarlampung (ANTARA News) - Akademisi dari FISIP Universitas Lampung (Unila), Arizka Warganegara, menilai pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) lebih paham substansi demokrasi dalam debat calon presiden-wapres yang digelar KPU di Jakarta, Senin malam,

"Sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa masih melihat demokrasi secara prosedural," ujar Arizka, di Bandarlampung, Selasa, mengomentari pelaksanaan debat capres-cawapres perdana yang bertema "Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih dan Kepastian Hukum" itu.

Arizka menyatakan, dalam hal pelaksanaan demokrasi, pasangan Jokowi-JK menggambarkan ada kekuatan dialog di dalamnya, sementra Prabowo-Hatta masih melihat demoktasi secara prosedural.

Dia menilai pula, Jokowi lebih kokoh membangun sistem hukum pemerintahan dan lain-lainnya, sementara Prabowo lebih pada membangun mekanisme prosedural

"Memang di era globalisasi sekarang pemerintah yang sukses itu adalah pemerintahan yang mampu membaca dan memenuhi kebutuhan rakyat atau public needs," ujarnya lagi.

Menurut dia lagi, dalam konteks ide, Jokowi-JK lebih operasional ketimbang Prabowo-Hatta.

Sedangkan dalam soal penegakan hukum, menurut Arizka, ide menarik JK soal kepemimpinan, yaitu perlu kepemimpinan dengan contoh atau teladan dan kepercayaan.

"Memang benar sistem hukum yang baik dan kuat, bisa terbangun dengan kedua hal tersebut," ujar dia pula.

Sementara itu, ujarnya pula, yang menarik dari Prabowo adalah ide mengenai kemandirian negara dan upaya untuk mewujudkan negara yang kuat di mata dunia.

"Prabowo lebih outward looking, sementara Jokowi lebih pada upaya untuk membenahi sistem internal kenegaraan," kata Arizka lagi.

Dua pasangan calon presiden dan wakil presiden hadir dalam debat itu, dengan menggunakan pakaian seragam masing-masing.

Pasangan capres-cawapres nomor urut 1 Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa menggunakan pakaian putih lengan panjang dan celana warna krem dengan songkok warna hitam.

Sedangkan pasangan calon nomor urut 2, Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla menggunakan jas dengan pakaian warna putih dan dasi warna merah.

Debat capres-cawapres perdana kali ini bertema "Pembangunan Demokrasi, Pemerintahan yang Bersih dan Kepastian Hukum."

Format debat terdiri enam segmen, pertama penyampaian visi dan misi, pendalaman visi misi, pertanyaan soal tema, pertanyaan antarkandidat, tanya jawab penutup, dan terakhir pernyataan penutup masing-masing pasangan.

Debat capres-cawapres berlangsung selama 90 menit dengan dipandu moderator, yaitu Direktur Pusat Kajian Anti-Korupsi (Pukat) Universitas Gajah Mada Yogyakarta Zaenal Arifin Mochtar.