Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) M. Herindra memimpin rapat koordinasi untuk percepat pembangunan lumbung pangan seluas 1 juta hektare di Merauke, Papua Selatan, guna mewujudkan ketahanan pangan dalam negeri.

Dalam amanatnya, Herindra menyebut kerja sama lintas kementerian/lembaga dibutuhkan untuk mewujudkan lumbung pangan itu, mengingat luas sawah di berbagai daerah yang terus menyusut tiap tahunnya.

"Ini adalah tantangan besar dan kita sudah memulai," kata Wamenhan RI di hadapan para peserta rapat yang terdiri atas perwakilan sejumlah kementerian/lembaga di Jakarta, Senin.

Herindra berharap rapat koordinasi itu dapat menghasilkan masukan-masukan yang konstruktif terutama dalam mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian pangan di Indonesia.

Ia menyebut tujuan itu menjadi perhatian utama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang menghendaki lumbung pangan di Merauke segera terealisasi.

"Intinya ini untuk masa depan bangsa Indonesia," ucapnya.

Dalam rangkaian rapat itu, sejumlah pembicara dihadirkan untuk memberikan pandangannya mengenai pembangunan lumbung pangan di Merauke.

Sejumlah pembicara tersebut, antara lain, Direktur Jenderal Planologi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hanif Faisol Nurofiq, Kepala Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Yuris Tiyanto, dan Direktur Layanan Industri PT Sucufindo Budi Utomo.

Baca juga: Satgas: Lumbung pangan Merauke program strategis nasional bukan swasta
Baca juga: Mentan proyeksikan: Merauke jadi lumbung beras nasional dalam 2 tahun


Pejabat dari KLHK itu memaparkan materi mengenai penyediaan kawasan hutan untuk mendukung program ketahanan pangan di Merauke, kemudian pembicara dari Kementan memaparkan materi berjudul Program dan Ketahanan Pangan sebagai Pilar Utama Menuju Indonesia Emas.

Pembicara ketiga dari Sucofindo memaparkan laporan akhir studi kelayakan Kawasan Sentra Produksi Pangan Padi di Kabupaten Merauke.

Pembangunan lumbung pangan seluas 1 juta hektare di Merauke merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang pelaksanaannya dipimpin oleh Kemenhan berkolaborasi dengan Kementan. Dalam proyek itu, Kabupaten Merauke diproyeksikan ke depannya dapat menjadi sumber utama pemenuhan kebutuhan beras nasional.

Demi mendukung tujuan itu, TNI pada minggu lalu juga meresmikan lima batalyon infanteri (yonif) penyangga daerah rawan, yang salah satunya bermarkas di Merauke yaitu Yonif 804/Dharma Bhakti Asasta Yudha.

Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto selepas meresmikan lima yonif itu menyebut satuan-satuan baru tersebut memiliki tugas khusus, yaitu untuk mendukung program ketahanan pangan pemerintah.

"Batalyon ini punya spesifikasi untuk ada batalyon konstruksi, ada batalyon produksi. Kami akan melaksanakan program pertanian di wilayah Papua dan batalyon-batalyon ini akan membantu," kata Panglima TNI.