Martapura (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatra Selatan mencatat sebanyak 35 kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi selama musim kemarau tahun ini.

"Selama musim kemarau hingga September 2024 tercatat sebanyak 35 kasus karhutla terjadi di Kabupaten OKU Timur," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD OKU Timur, Budi Widiyanto di Martapura, Senin.

Baca juga: BMKG: Ada24 titik panas di NTT, berpotensi karhutla

Dia mengatakan, puluhan kasus karhutla itu menghanguskan sekitar 39,64 hektare (ha) lahan pertanian dan perkebunan milik masyarakat di wilayah itu.

Sebagian besar peristiwa kebakaran terjadi di Kecamatan Cempaka yang merupakan salah satu daerah di OKU Timur yang dipetakan rawan karhutla saat musim kemarau.

Peristiwa karhutla tersebut mayoritas disebabkan oleh oknum masyarakat yang membuang puntung rokok di sembarang tempat hingga memicu kebakaran hutan dan lahan, namun tidak menimbulkan korban jiwa.

Menurut dia, hingga saat ini Kabupaten OKU Timur masih berada dalam status siaga darurat karhutla sebagai upaya pencegahan sedini mungkin agar tidak terjadi penambahan kasus.

Baca juga: Menteri LHK soroti perbaikan kualitas lingkungan hidup di Indonesia

Dalam penetapan status pihaknya membentuk posko siaga asap di Kantor BPBD OKU Timur untuk menanggulangi peristiwa karhutla sedini mungkin.

Selain itu, pihaknya juga mendirikan posko di empat kecamatan lainnya yang dipetakan rawan karhutla meliputi Kecamatan Cempaka, Semendawai Barat, Madang Suku I, dan Martapura.

"Kami juga menyiapkan peralatan penanggulangan karhutla mulai dari mesin pompa air, pompa apung untuk di rawa hingga satu unit mobil tangki air untuk memadamkan api," ujarnya.

Baca juga: BNPB serahkan bantuan peralatan penanganan karhutla di Muara Enim