LPEI menggandeng UK Export Finance ciptakan peluang bisnis baru
7 Oktober 2024 17:58 WIB
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan UK Export Finance (UKEF) untuk membantu menciptakan potensi bisnis baru bagi eksportir Indonesia, di Jakarta, Senin (7/10/2024). ANTARA/HO-LPEI
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan UK Export Finance (UKEF) untuk membantu menciptakan potensi bisnis baru bagi eksportir Indonesia.
Ditandatangani di Jakarta, MoU antara UKEF dan Indonesia Eximbank menyampaikan intensi untuk berkolaborasi dalam proyek-proyek baru di seluruh dunia, terutama di Afrika dan Indo-Pasifik.
“Sebagai Lembaga Kredit Ekspor (ECA) yang diakui secara global dengan kehadiran internasional yang luas, kolaborasi UKEF dengan Indonesia Eximbank secara signifikan mendorong pengembangan bisnis dan menunjukkan komitmen kedua lembaga untuk mendukung perdagangan yang bertanggung jawab, hijau, berkelanjutan dan berdampak, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi serta menempatkan Indonesia dalam peran yang lebih kuat di pasar global,” kata Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso, di Jakarta, Senin.
UKEF adalah lembaga kredit ekspor Pemerintah Inggris. Lembaga ini menyediakan pembiayaan dan asuransi untuk membantu pembeli luar negeri melaksanakan proyek yang menggunakan barang dan jasa dari Inggris.
Tahun lalu, UKEF mengalokasikan hampir 1,7 miliar poundsterling dalam pembiayaan yang baru untuk wilayah-wilayah tersebut. UKEF juga membantu menghasilkan bisnis baru bagi ratusan pelaku usaha serta menunjukkan besarnya peluang yang tersedia bagi bisnis di Indonesia.
Melalui kerja sama ini, UKEF dan LPEI mendukung proyek-proyek internasional yang akan menciptakan kontrak bagi pelaku usaha dari Inggris dan Indonesia, dengan fokus pada energi bersih, kesehatan, air, pendidikan, dan transportasi.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey menilai, MoU ini memperkuat dukungan yang sudah ada sebelumnya dari UKEF untuk organisasi di Indonesia.
“Di tengah perayaan hubungan diplomatik antara Inggris dan Indonesia yang telah terjalin selama lebih dari 75 tahun, saya senang dapat memperluas hubungan ini melalui kesepakatan antara UKEF dengan Indonesia Eximbank,” ujar Dominic.
CEO UKEF Tim Reid mengatakan, UKEF memiliki lebih dari 3 miliar poundsterling dana yang tersedia untuk mendukung pelaku usaha Indonesia membiayai proyek-proyek yang menggunakan barang dan jasa dari Inggris.
“Dalam beberapa tahun terakhir, UK Export Finance telah mendukung banyak bisnis di Asia Pasifik. Kesepakatan hari ini membuka babak baru yang menarik dalam kerja sama ekonomi antara Inggris dan Indonesia,” ujarnya pula.
Indonesia tetap menjadi pasar prioritas bagi UKEF, dan pada tahun 2017 menunjuk perwakilan luar negeri pertamanya dengan mengangkat Richard Michael sebagai Kepala Perwakilan Negara untuk Indonesia.
Baca juga: LPEI: Produk lidi RI jadi sumber devisa dengan manfaatkan limbah sawit
Baca juga: LPEI buka potensi tiga komoditas Desa Devisa di wilayah Sumatra
Ditandatangani di Jakarta, MoU antara UKEF dan Indonesia Eximbank menyampaikan intensi untuk berkolaborasi dalam proyek-proyek baru di seluruh dunia, terutama di Afrika dan Indo-Pasifik.
“Sebagai Lembaga Kredit Ekspor (ECA) yang diakui secara global dengan kehadiran internasional yang luas, kolaborasi UKEF dengan Indonesia Eximbank secara signifikan mendorong pengembangan bisnis dan menunjukkan komitmen kedua lembaga untuk mendukung perdagangan yang bertanggung jawab, hijau, berkelanjutan dan berdampak, yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi serta menempatkan Indonesia dalam peran yang lebih kuat di pasar global,” kata Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso, di Jakarta, Senin.
UKEF adalah lembaga kredit ekspor Pemerintah Inggris. Lembaga ini menyediakan pembiayaan dan asuransi untuk membantu pembeli luar negeri melaksanakan proyek yang menggunakan barang dan jasa dari Inggris.
Tahun lalu, UKEF mengalokasikan hampir 1,7 miliar poundsterling dalam pembiayaan yang baru untuk wilayah-wilayah tersebut. UKEF juga membantu menghasilkan bisnis baru bagi ratusan pelaku usaha serta menunjukkan besarnya peluang yang tersedia bagi bisnis di Indonesia.
Melalui kerja sama ini, UKEF dan LPEI mendukung proyek-proyek internasional yang akan menciptakan kontrak bagi pelaku usaha dari Inggris dan Indonesia, dengan fokus pada energi bersih, kesehatan, air, pendidikan, dan transportasi.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey menilai, MoU ini memperkuat dukungan yang sudah ada sebelumnya dari UKEF untuk organisasi di Indonesia.
“Di tengah perayaan hubungan diplomatik antara Inggris dan Indonesia yang telah terjalin selama lebih dari 75 tahun, saya senang dapat memperluas hubungan ini melalui kesepakatan antara UKEF dengan Indonesia Eximbank,” ujar Dominic.
CEO UKEF Tim Reid mengatakan, UKEF memiliki lebih dari 3 miliar poundsterling dana yang tersedia untuk mendukung pelaku usaha Indonesia membiayai proyek-proyek yang menggunakan barang dan jasa dari Inggris.
“Dalam beberapa tahun terakhir, UK Export Finance telah mendukung banyak bisnis di Asia Pasifik. Kesepakatan hari ini membuka babak baru yang menarik dalam kerja sama ekonomi antara Inggris dan Indonesia,” ujarnya pula.
Indonesia tetap menjadi pasar prioritas bagi UKEF, dan pada tahun 2017 menunjuk perwakilan luar negeri pertamanya dengan mengangkat Richard Michael sebagai Kepala Perwakilan Negara untuk Indonesia.
Baca juga: LPEI: Produk lidi RI jadi sumber devisa dengan manfaatkan limbah sawit
Baca juga: LPEI buka potensi tiga komoditas Desa Devisa di wilayah Sumatra
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024
Tags: